Bukan rahasia lagi, terumbu karang di perairan wilayah Kodi sudah lama rusak berat oleh bom ikan. Akibatnya perkembangbiakan dan populasi ikan laut di Kodi menurun sangat tajam. Sehingga menimbulkan dampak kerugian yang sangat besar baik bagi nelayan itu sendiri maupun masyarakat umum.
Hasil tangkapan ikan nelayan, terutama yang gemar memancing dan memanah, menjadi rendah dan pendapatan mereka menjadi rendah pula. Sementara permintaan ikan di pasar cukup tinggi, sehingga harganya pun menjadi mahal.
Peristiwa yang saya alami hari itu merupakan kado pedih. Mengingat sehari kemudian, Sabtu 8 Juni 2019 adalah Hari Laut Sedunia. Harusnya hari itu saya menyaksikan masyarakat sedang merawat pantai, menanam mangrove misalnya. Bukannya bermain bom ikan.
Para nelayan perusak laut itu tidak boleh kita biarkan merajalela. Kita harus tega menangkap dan menjebloskan mereka ke dalam penjara. Biar mereka kapok untuk merusak laut.
Masalahnya adalah wilayah laut di daerah Kodi sangat luas. Hanya mengandalkan pemerintah, Polri dan TNI saja, sementara mereka diliputi oleh keterbatasan sarana dan pembiayaan serta personil, merupakan suatu kesia-siaan.
Oleh karena itu jika ingin sungguh-sungguh untuk memberantas para nelayan jahat itu, maka partisipasi aktif masyarakat, minimal cepat memberi laporan dan berani menjadi saksi, sangat dibutuhkan.
Salam Cinta Kelautan Nusantara dan Dunia.
Tambolaka, 10 Juni 2019