Singkat kata, pengembangan komoditi jambu mete di Sumba Barat Daya, boleh dibilang sukses. Namun dari sisi dampaknya, ada nilai plus (positif) dan juga nilai minusnya (negatifnya).
Â
Dampak Positif
Dampak positif pengembangan komoditi jambu mete di Sumba Barat Daya, diantaranya meliputi yaitu: pertama, lahan kosong, termasuk padang rumput, berubahan menjadi hutan jambu mete. Keadaan ini, dari sisi lingkungan sangat menguntungkan. Faktanya, musim hujan menjadi lebih stabil dan merata setiap tahun.
Kedua, perekonomian masyarakat lebih dinamis. Data luas tanaman jambu mete, capaian produksi dan harga pasaran biji jambu mete di atas adalah indikasi konkretnya. Dalam satu tahun saja, setelah panen, masyarakat petani memiliki uang sebesar Rp. 224.550.000 sampai dengan Rp. 249.500.000.
Data ini memperlihatkan bahwa ada uang sejumlah itu yang beredar di masyarakat. Data ini juga memperlihatkan bahwa daya beli dan kesejahteraan masyarakat petani mengalami peningkatan. Faktanya, mereka memang bisa membangun rumah permanen, mampu menyekolahkan anak sampai kuliah, dan bisa memiliki kendaraan pribadi, seperti motor dan mobil.
Ketiga, para pengumpul hasil bumi bisa meningkat usahanya. Mereka bisa mendirikan kios atau toko di pedesaan untuk mendekatkan kebutuhan masyarakat. Mereka juga bisa menyediakan kendaraan angkutan umum untuk pedesaan.
Keempat, pemerintah membangun atau memperbaiki sarana jalan raya ke daerah produksi hasil pertanian (termasuk jambu mete) untuk mempermudah masyarakat petani dan pembeli hasil bumi.
Dan kelima, pemerintah meningkatkan mutu dermaga dan jumlah kapal barang (very) untuk mempermudah pengangkutan hasil bumi yang diproduksi oleh masyarakat petani.