Menurut Ki Hadjar Dewantara, tukang kebun tidak boleh membedakan darimana asal tanaman, pupuk, alat kelengkapan dan lain sebagainya. Bunga itu memang berbeda-beda, tetapi mempunyai hak yang sama untuk tumbuh dan berkembang menjadi bunga yang indah.
Di samping model taman di atas, Ki Hadjar Dewantara juga menerapkan Sistem Among pada persekolahan dalam Perguruan Tamansiswa. Sistem Among adalah sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan yang bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan.Â
Lebih dari itu pada sekolah-sekolah dalam Perguruan Tamansiswa harus menjadi tempat bermain dalam kaitan dengan pengembangan otak, bermain dalam pengembangan ketrampilan/kerajinan tangan, bermain dalam badan dengan olah raga, bermain dalam pengembangan jiwa, iman dan budi pekerti manusia yang semuanya diarahkan kepada makin berbudayanya manusia atau "memanusiakan manusia" (Ki R Bambang Widodo, 2015).
Tujuan penerapan model Taman dan sistem Among dalam Perguruan Tamansiswa, sesuai konsepsi Ki Hadjar Dewantara, tidak lain adalah untuk menciptakan suasana persekolahan yang nyaman dan menyenangkan. Anak didik berangkat senang karena akan sekolah dan pulang sedih karena akan meninggalkan sekolah.
Dua konsepsi pendidikan Ki Hadjar Dewantara di atas menjadi roh yang mewarnai kehidupan Perguruan Tamansiswa sejak berdirinya sampai sekarang ini, yang tersebar dari wilayah Barat sampai wilayah Timur Indonesia, termasuk di Kabupaten Sumba Barat Daya yang mulai berdiri pada tahun 2012.
Konsepsi-konsepsi lain Ki Hadjar Dewantara yang wajib dilaksanakan dalam Perguruan Tamansiswa adalah kebangsaan yang religius, humanistis, hidup merdeka lahir dan batin, tri pusat pendidikan, trilogi kepemimpinan dan tri pantangan. Konsepsi-konsepsi Ki Hadjar Dewantara ini diramu dalam mata pelajaran Ilmu Ketamansiswaan.
Pertanyaan Refleksi Kita?
Konsepsi-konsepsi Ki Hadjar Dewantara di atas sesungguhnya menjadi roh yang mendasari Sistem Pendidikan Nasional bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaan. Ketika itu beliau menjadi Menteri Pendidikan dan Pengajaran Republik Indonesia yang pertama.Â
Tidak sedikit konsepsi pendidikannya dalam Perguruan Tamansiswa yang diterapkan dalam sistem pendidikan nasional Indonesia. Bahkan salah satu dari trilogi kepemimpinan ciptaannya dijadikan slogan Kementerian Pendidikan Nasional sampai saat ini yaitu Tut Wuri Handayani.
Pada 2 Mei 2019 ini, sudah 60 tahun Ki Hadjar Dewantara tiada. Pertanyaannya adalah bagaimana dengan keadaan potret pendidikan nasional bangsa Indonesia saat ini dikaitkan dengan dua konsepsi pendidikan Ki Hadjar Dewantara di atas yaitu Model Taman dan Sistem Among?Â
Apakah suasana persekolahan mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi menjadi tempat belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak bangsa untuk mengenyam pendidikan?Â