Setiap suku bangsa dan daerah memiliki "sambal" khasnya masing-masing. Demikian pula kami (masyarakat) di wilayah Kodi, Sumba Barat Daya, ada sambal khas yang mungkin tidak dimiliki oleh daerah lainnya di seluruh tanah air.
Sambal apakah itu? Sambal yang dimaksud, tidak lain adalah "Sambal Nale". Jenis sambal inilah yang menjadi salah satu favorit saya, selain sambal jenis-jenis lainnya seperti sambal tomat dan sambal terong bakar.
Sambal Nale dibuat pada saat panen Nale. Apa itu Nale? Nale adalah jenis cacing laut yang bisa dikonsumsi oleh manusia. Cacing laut ini muncul beberapa jam sehari dalam bulan Februari dan sehari juga dalam bulan Maret.
Cara pembuatan Sambal Nale sederhana saja. Nale yang masih segar dicampur secara merata dengan daun kemangi yang berdaun sempit (Royo Ndagha Nale), jeruk nipis, bawang dan lombok kodi (sejenis cabe rawit) secukupnya.Â
Adonan Nale ini disimpan dalam wadah periuk tanah atau ruas bambu dan ditutup rapat-rapat, lalu disimpan secara baik di tempat yang aman.Â
Proses pembuatan yang demikian itu disebut Habodo (sama dengan fermentasi). Adonan Nale dalam wadah ini disebut Nale Habodo (Nale yang difermentasi).
Adonan Nale dalam wadah itu, didiamkan dulu selama sebulan atau dua bulan berikutnya. Setelah itu sudah bisa diambil seperlunya untuk disajikan sebagai sambal. Wadahnya ditutup rapat kembali. Sambal Nale dalam wadah tersebut bisa awet sampai satu tahun.
Rasanya seperti apa ya? Tentu pedis dong! Karena ada lombok, bawang dan daun kemangi. Harum juga karena ada daun kemangi. Ini nih, enaaaknyaaa, leeezatnyaaa, dan niiikmatnyaaa, tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Â
Bisa-bisa lupa telinga yang satu. Tentu ini dipengaruhi Nale yang sudah cair dan kering serta menyatu dalam daun kemangi karena mengalami proses fermentasi.
Sambal Nale ini, sungguh-sungguh memicu selera makan. Cukup hanya dengan satu sendok makan Sambal Nale, nasi satu piring bisa segera ludes. Masa sih? Coba dulu to!
Mungkin Sambal Nale inilah satu-satu sambal di tanah air ini yang bergizi tinggi. Masa sih?
Tidak perlu ragu, Nale memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi melebihi telur ayam dan susu sapi.Â
Hasil penelitian Universitas Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mencatat bahwa kandungan gizi Cacing Wawo, yaitu  protein 43,84 %, kadar lemak 11,57 %, kadar karbohidrat 0,543 %, fosfor 1,17 %, kalsium 1,06 %, magnesium  0,32 %, natrium 1,69 %, kalium 1,24 %, klorida 1,05 %, dan kadar besi 857 ppm.
Apa arti dari data tersebut? Data tersebut memastikan bahwa Sambal Nale ternyata bukan sekadar penyedap rasa saja, akan tetapi juga mempunyai kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh kita yang mengkonsumsinya.
Persoalannya, Sambal Nale ini tidak selalu tersedia setiap waktu jika dibutuhkan. Juga tidak tersedia di warung atau restoran, karena yang mempunyai tempat makan di sana umumnya bukan penduduk asli.
Nah, apakah ada yang mau merasakan lezat dan nikmatnya Sambal Nale yang menjadi favorit saya ini? Ayooo buatlah rencana perjalanan untuk datang nonton atraksi Pasola di Kodi pada bulan Pebruari atau Maret.
Tambolaka, 29 April 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI