Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Apa Dampak Tujuh Film yang Syuting di Pulau Sumba?

20 April 2019   22:53 Diperbarui: 20 April 2019   23:00 1716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu tahun yang lalu, FOCUS Jerman, majalah internasional bergengsi, meluncurkan penghargaan prestisius untuk Sumba, salah satu pulau terselatan Indonesia, sebagai Pulau Terindah di Dunia (Sumba gehrt zu den 33 schnsten Inseln der Welt).

Sebelumnya, dua tahun berturut-turut (2016 dan 2017), Hotel Nihi Watu di Kabupaten Sumba Barat, dinobatkan oleh Majalah Wisata Travel + Leisure, Amerika, dalam ajang internasional "World's Best Travel Awards", sebagai Hotel Terbaik Nomor Satu Dunia.

Pada tahun 2016 juga, Pasola Sumba dinobatkan sebagai Runner-up Atraksi Budaya Terpopuler dalam Ajang Pesona Indonesia.

Penghargaan prestisius berskala dunia di atas adalah bukti nyata pengakuan atas keindahan alam dan keunikan budaya Sumba yang luar biasa. Penghargaan itu tidak datang dengan sendirinya seperti mimpi di siang bolong. Artinya, tentu ada banyak pihak atau imposible hand's yang mempunyai andil atas hadirnya penghargaan itu.

Sebab jauh-jauh hari sebelum adanya penghargaan di atas, sudah tidak terhitung lagi jumlah orang dari luar Sumba, entah wisatawan atau bukan, yang pernah mengunjungi Sumba, yang merasa sangat terkesan dan terkagum-kagum serta terpikat dan jatuh cinta dengan keunikan budaya dan panorama keindahan alam Sumba yang mempesona.

Mereka ini, baik langsung maupun tidak langsung, mempunyai andil besar terhadap penghargaan di atas. Dalam konteks ini, tentu termasuk para pekerja perfilman, yaitu produser, sutradara dan aktor-aktris serta seluruh krunya.

angga-rulianto-ww-jurnalruang-com-5cbb3ea1a8bc1536603a4e54.jpg
angga-rulianto-ww-jurnalruang-com-5cbb3ea1a8bc1536603a4e54.jpg
Tujuh Film Syuting di Sumba

Selama dua dekade lebih ini, tercatat ada sekitar tujuh film hebat yang mengambil lokasi syuting di Sumba. Catatan ini belum termasuk film-film dokumenter, video klip background lagu-lagu beberapa artis, video-video para youtuber, dan iklan-iklan komersial audio visual.

Ketujuh film tersebut yaitu:

1. Surat untuk Bidadari

Surat untuk Bidadari adalah film drama Indonesia yang digarap oleh sutradara ternama tanah air yaitu Garin Nugroho. Film ini berlatar belakang kehidupan dan budaya Sumba.

Film yang dirilis pada tahun 1994 ini dibintangi oleh Nurul Arifin, Hotalili, Ibrahim Ibnu, Fuad Idris, Adi Kurdi, Jajang C. Noer, Monica Oemardi, Viva Westi, dan Windy Prasetyo Budi Utomo.

2.  Angin Rumput Savana

Setelah sukses dengan film "Surat untuk Bidadari", Garin Nugroho kembali menggarap film drama Indonesia berjudul "Angin Rumput Savana" pada tahun 1995.

Film FTV yang mengusung isu kesehatan ini dibintangi oleh para pemain berkarakter, seperti Maudy Koesnaedy, Unique Priscilla, dan Renny Djayusman. Film ini mendapat nominasi di ajang Piala Vidia FSI 1997.

3. Pendekar Tongkat Emas 

Pendekar Tongkat Emas, yang dipasarkan secara internasional dengan titel The Golden Cane Warrior, ini adalah film laga garapan sutradara Ifa Isfansyah dengan produser Mira Lesmana dan Riri Riza di bawah payung Miles Films. Film yang dirilis pada 18 Desember 2014 ini berkisah tentang perebutan tongkat emas antara murid seperguruan silat dengan tema-tema cinta, pengkhianatan, kesetiaan dan ambisi.

Film yang memperoleh penghargaan Piala Citra Pemeran Perempuan Terbaik ini  dibintangi oleh aktor-aktris papan atas Indonesia, yaitu Christine Hakim, Nicholas Saputra, Reza Rahadian, Slamet Rahardjo, Eva Celia dan Tara Basro.

4. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak 

Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (Marlina: The Murderer in Four Acts) adalah film cerita seru Indonesia garapan sutradara Mouly Surya dengan produser Rama Adi dan Fauzan Zidni di bawah payung Cinesurya Pictures bekerjasama dengan Kaninga Pictures. Film ini dirilis di Indonesia pada 16 November 2017.

Sebelum ditayangkan di Indonesia, film ini telah diikutkan dalam festival film internasional. Diputar perdana di Directors Fortnight Festival Film Cannes 2017, kemudian diikutkan dalam seleksi New Zealand International Film Festival dan Melbourne Film Festival serta Toronto International Film Festival.

Film yang dibintangi oleh Marsha Timothy, Yoga Pratama, Egy Fedly dan Dea Panendra ini banyak mendapat penghargaan baik internasional maupun nasional.

Dalam FFI 2018, film ini menyabet 10 Piala Citra, meliputi yaitu  Pemeran Utama Wanita Terbaik (Marsha Timothy), Pemeran Wanita Pendukung Terbaik (Dea Panendra), Sutradara Terbaik (Mouly Surya), Penulis Skenario Asli Terbaik

(Mouly Surya dan Rama Adi),  Film Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik (Frans XR Paat), Penata Suara Terbaik (Khikmawan Santosa), Penata Musik Terbaik

(Zeke Khaseli dan Yudhi Arfani), Penyunting Gambar Terbaik (Kelvin Nugroho), dan Pengarah Sinematografi Terbaik (Yunus Pasolang).

Film ini diproyeksikan akan menembus pasar ke 18 negara, di antaranya yaitu Amerika Serikat, Kanada, negara di Eropa dan Asia Tenggara.

5. Humba Dreams

Humba Dreams adalah film besutan sutradara Riri Riza bersama produser Mira Lesmana dan Riri Riza. Film yang dibintangi Ully Triani dan Ephy Sekuriti ini mengisahkan perjalanan seorang pelajar film muda di Jakarta yang diminta pulang ke desanya di Pulau Humba atau Sumba.

Film ini dirilis pada tahun 2018. Namun sebelum dirilis, film ini telah menerima penghargaan bergengsi CJ Entertainment Awards dari Asian Project Market 2017 (APM) yang digelar di Korea Selatan. AMP adalah bagian dari rangkaian Festival Film Internasional Busan 2017.

6. Atambua 39 Derajat Celcius

Atambua 39 Derajat Celsius adalah film besutan Sutradara Riri Riza bersama produser Mira Lesmana di bawah rumah produksi Miles Film. Film ini memotret kehidupan orang-orang yang tercerai setelah referendum di Timor-Timur (sekarang Timor Leste), suami yang berpisah dari istri dan anaknya serta anak-anak yang berpisah dengan orang tua mereka.

Mira dan Riri mengemas film ini dalam bahasa Tetum, bahasa asli masyarakat Timor Leste. Jadi jangan heran jika aktor-aktor yang memerankan tokoh-tokoh dari film ini pun masyarakat asli Timor, yaitu Gudino Soares, Petrus Beyleto, Putri Moruk.

Film ini tayang pada tahun 2012. Namun penayangan perdananya di Teater 7 Toho Cinemas Roppongi Hills, Tokyo, Jepang, dalam 25th Tokyo International Film Festival (TIFF), pada 20-28 Oktober 2012. Saat itu film ini mendapat sambutan positif penonton dari berbagai negara.

7. Susah Sinyal

Susah Sinyal adalah film garapan sineas Ernest Prakasa. Film ini syuting di dua lokasi yaitu Jakarta dan Sumba. Namun 60 persen lokasi syutingnya di Pulau Sumba, tepatnya Sumba Timur, yang menghabiskan waktu syuting di Sumba Timur selama 25 hari.

Film yang dirilis atau tayang di biskop-bioskop Indonesia pada Desember 2018 ini, dibintangi oleh Ernest Prakasa sendiri, aktris peraih FFI 2013 Adinia Wirasti, Refal Hady, Valerie Thomas, Niniek L Karim, Chew Kinwah, Asri Welas, Abdur Arsyad, Arie Kriting, Gisella Anastasia, Gading Marten, dan Dodit.

Lokasi Syuting di Destinasi Wisata

Dari ketujuh film di atas, secara umum mengambil lokasi syuting di beberapa destinasi wisata terpopuler di Pulau Sumba. Ketujuh film ini sungguh-sungguh mampu mengeksplorasi dan menyuguhkan pesona panorama eksotis kemolekan alam Sumba, baik hamparan bukit sabana dan savana, air terjun maupun pantai pasir putihnya.

Destinasi-destinasi tersebut meliputi yaitu Bukit Sabana Wairinding, Pantai Watu Parunu, Pantai Walakiri, Pantai Puru Kambera dan Pantai Tarimbang, Kabupaten Sumba Timur, serta Air Terjun Lapopu, Kabupaten Sumba Tengah dan Air Terjun Waikelo Sawah, Kabupaten Sumba Barat Daya.

Panorama eksotis destinasi-destinasi tersebut dapat digambarkan secara singkat satu persatu di bawah ini. Foto-foto destinasi yang dilampirkan, tidak berhubungan langsung saat syuting ketujuh film tersebut.

wairinding-8-ft-rofdk-5cbb3f04a8bc1536603a4e56.jpg
wairinding-8-ft-rofdk-5cbb3f04a8bc1536603a4e56.jpg
1. Bukit Wairinding

Bukit Wairinding adalah destinasi sejuta bukit berkafan samudera sabana, yang terletak di Kecamatan Pandawai, sekitar 25 Km dari pusat Kota Waingapu. Bukit yang pernah juga dijadikan  lokasi syuting video klip lagu "Man Upon The Hill",  band indie "Stars & And Rabbit" bergenre Folks dari Indonesia, ini memiliki ciri khas berupa perbukitan lanskap yang sangat cantik dan indah.

Wairinding ini dikenal juga dengan nama Bukit Persahabatan. Katanya, lanskap Wairinding ini sangat mirip dengan daerah perbukitan yang ada di New Zealand dan Afrika.

pantai-watu-parunu-lainjanji-wula-waijelu-5cbb3f6695760e1b85127395.jpg
pantai-watu-parunu-lainjanji-wula-waijelu-5cbb3f6695760e1b85127395.jpg
3. Pantai Watu Parunu

Pantai Watu Parunu adalah pantai mempunyai hamparan pasir putih luas dan ombaknya beriak kencang. Daya tarik khas dari pantai ini adalah tebing batu putih dan batu berlubangnya.

Tebing ini tersusun dari beberapa jenis bebatuan dan bentuknya meliuk-liuk. Ketika air laut surut, tebing batu ini dapat dicapai dengan melewati batu berlubang yang berukuran cukup besar.

Pantai Watu Parunu berada di wilayah Desa Lain Janji, Kecamatan Wulla Waijelu. Untuk mencapai pantai ini, para pengunjung harus menempuh perjalanan sejauh 135 kilometer dari pusat Kota Waingapu.

pantai-walakiri-ft-boby-wungo-fb-img-1555718517486-5cbb3fbc3ba7f7758d0e1602.jpg
pantai-walakiri-ft-boby-wungo-fb-img-1555718517486-5cbb3fbc3ba7f7758d0e1602.jpg
4. Pantai Walakiri

Pantai Walakiri adalah pantai pasir putih yang berhiaskan pohon cemara dan bakau (mangrove) yang indah. Pantai ini jauh sangat indah jika air lautnya surut.

Pantai yang berada di wilayah desa Watumbaka, kecamatan Pandawai ini cukup mudah diakses dengan kendaraan dan dapat ditempuh sekitar 30 menit perjalanan dari kota Waingapu.

pantai-puru-kambera-ft-delianasetia-www-kompasiana-com-5cbb3fd13ba7f755c94fb8f2.jpg
pantai-puru-kambera-ft-delianasetia-www-kompasiana-com-5cbb3fd13ba7f755c94fb8f2.jpg
5. Pantai Puru Kambera

Pantai Puru Kambera adalah pantai pasir putih yang terletak di Desa Mondu, Kecamatan Haharu. Lokasinya berjarak sekitar 25 kilometer dan dapat dicapai dalam waktu 1 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor dari pusat kota Waingapu.

Sepanjang perjalanan menuju Pantai Puru Kambera, kita akan menikmati pemandangan eksotik berupa topografi alam dan savana dengan kumpulan hewan-hewan yang sedang merumput.

pantai-tarimbang-pater-kimy-ndelo-10341522-10206912806968848-3361649190810265176-n-5cbb401795760e2f773bdbd2.jpg
pantai-tarimbang-pater-kimy-ndelo-10341522-10206912806968848-3361649190810265176-n-5cbb401795760e2f773bdbd2.jpg
6. Pantai Tarimbang

Pantai Tarimbang adalah salah satu pantai pasir putih yang luas dan memiliki ombak yang tinggi serta air lautnya yang berwarna biru bening. Pantai ini juga sangat populer dengan sembilan gulungan ombaknya yang memacu adrenalin. Sehingga ia diburu oleh kalangan wisatawan, terutama yang hobi selancar.

Posisinya yang berada di antara bukit-bukit sabana dan savana, merupakan suguhan panorama indah tersendiri dari pantai yang terletak di kecamatan Tabundung ini.

Dengan kendaraan bermotor pantai Tarimbang yang jaraknya sekitar 89 kilometer dari Waingapu, ibukota Kabupaten Sumba Timur, dapat dicapai sekitar 3-4 jam perjalanan. Cukup lama memang karena jalannya belum seluruhnya mulus.

air-terjun-lapopu-ft-boby-wungo-fb-img-1555719234454-5cbb401d3ba7f7758d0e1605.jpg
air-terjun-lapopu-ft-boby-wungo-fb-img-1555719234454-5cbb401d3ba7f7758d0e1605.jpg
7. Air Terjun Lapopu

Air terjun Lapopu ini tersembunyi manis di dalam kawasan hutan Taman Nasional Manupeu Tana Daru dan dan Laiwangi Wanggameti (ManaLawa) dan merupakan air terjun tertinggi di Sumba, yang diperkirakan lebih dari 90 meter dengan kemiringan lebih dari 50 derajat dan medan aliran airnya selebar 30 meter .

Destinasi Lapopu ini menyuguhkan pesona khas rimba yang indah. Sumber airnya berasal dari lubang gua batu yang besar di atas puncak bibir tebing. Airnya yang bermuara di palungan sungai yang berbentuk kolam, berwarna hijau kebiruan (biru tosca).

Kolam alami ini cukup dalam, sekitar dua meter, namun dibolehkan untuk menikmati kesejukan airnya yang khas pegunungan.

Air terjun Lapopu ini termasuk dalam wilayah Desa Baliloku, Kecamatan Wanukaka, Kabupaten Sumba Barat. Untuk menuju ke Lapopu tidak mudah-mudah amat, tapi bisa dijangkau dengan lancar dan aman menggunakan kendaraan baik roda empat maupun roda dua, cukup tersedia, baik di Waikabubak, ibukota Kabupaten Sumba Barat maupun Tambolaka, ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya.

air-terjun-waikelo-sawah-5cbb407295760e7ad716b825.jpg
air-terjun-waikelo-sawah-5cbb407295760e7ad716b825.jpg
8. Air Terjun Waikelo Sawah

Air terjun Waikelo Sawah ini terletak di Desa Tema Tana,  Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya. Sumber airnya dari sungai bawah tanah. Air besar itu keluar di mulut gua, yang menampilkan rupa seperti gigi atau taring raksasa.

Di mulut gua bagian dalamnya, akan tampak sebuah kolam alam cukup luas dengan airnya yang berwarna biru kehijauan, bening dan bersih tanpa sampah.

Pada bagian dalam di atas langit gua terdapat lubang cukup besar yang terhubung ke luar bukit sehingga cahaya matahari dapat memasuki gua dan memberikan pantulan cahaya indah yang cantik, terutama di puncak siang. Warna hijau lumut cerah yang cantik akan tergambar jelas di permukaan air dan dinding-dinding gua yang terukir alami dengan stalaktit dan stalagmit yang dihiasi lumut hijau, kata para wisatawan seindah Koh Phi Phi Thailand. 

Untuk mengunjunginya tidaklah sulit. Dari Bandara Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, dengan kendaraan bermotor melalui jalan aspal, dapat menjumpai Waikelo Sawah, hanya dalam waktu kurang dari sejam.

Membawa Dampak Positif 

Apa dampak dari ketujuh film yang mengambil lokasi syuting di Sumba? Sebagai warga Sumba, saya pribadi, wajib menyampaikan terimakasih kepada sutradara, produser dan aktor-aktris serta seluruh kru ketujuh film tersebut, karena langsung atau tidak langsung, mereka telah berkontribusi untuk membangun Pulau Sumba, walaupun mereka sesungguhnya bukanlah putra-putri asli Sumba. Sekurang-kurangnya mereka telah mempunyai andil dalam mempromosikan destinasi budaya dan alam Sumba.

Tanpa andil mereka itu, mungkin perkembangan dan kemajuan pariwisata Sumba belum terjadi seperti sekarang ini, terutama makin meningkatnya kunjungan wisatawan manca negara dan domestik ke Sumba dari tahun ke tahun. Disamping itu, tanpa andil mereka, mungkin juga belum banyak investor pariwisata yang masuk Sumba.

Terkait dengan investor pariwisata ini, memang menjadi problem cukup pelik bagi kami di Sumba. Tanah-tanah di pesisir pantai Sumba sudah diborong oleh investor. Hampir tidak ada lagi yang menjadi milik warga Sumba. Namun kami menyadari bahwa inilah bagian dari suatu kemajuan yang tidak bisa dihindari. Kami hanya berharap supaya mereka segera membangun dan mudah-mudahan ada imbasnya bagi kesejahteraan masyarakat Sumba.

Tambolaka, 20 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun