Menurut Agustinus, yang pernah mendapat penghargaan sebagai petani teladan di Sumba Barat Daya beberapa tahun lalu, ia tidak akan rugi. "Saya sudah perhitungkan dengan matang. Biaya yang saya keluarkan mulai pengolahan lahan, pengadaan benih, pemeliharaan, pemupukan, pembersihan lahan dan sampai panen, paling-paling hanya sekitar Rp 15.000.000. Artinya, saya akan untung besar," jelasnya.
Di samping itu, lanjutnya, dengan harga murah yang saya tawarkan maka kesempatan berusaha bagi para pengumpul dan pedagang di pasar akan bergairah. "Mereka juga harus untung. Sehingga roda perekonomian riil daerah berkembang," tuturnya.
Usaha labu lilin dengan luas lahan dan target produksi yang cukup besar seperti yang dilakukan Agustinus ini, merupakan inovasi baru yang pertama dengan semangat keberanian tersendiri untuk konteks Pulau Sumba. "Apakah anda yakin produksi labu yang dihasilkan nanti akan terserap oleh pasar?" tanyaku.
Dengan penuh percaya diri, Agustinus mengatakan, "Saya sudah melakukan survei pasar. Labu yang saya produksi ini akan mengisi pasar di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Waibakul, Kabupaten Sumba Tengah, Waikabubak, Sumba Barat, dan Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya. Bahkan jika ada pedagang dari luar Sumba juga dipersilakan. Jadi saya yakin tidak ada masalah terkait pemasarannya," jawab laki-laki empat anak ini.
Sesuai pengamatan saya di ladang labu lilin Agustinus tersebut, perlu saya sampaikan catatan sebagai berikut:
Pertama, kondisi komoditi labu lilin tersebut tumbuh subur. Bersih dari gulma atau tumbuhan pengganggu tanaman utama. Sudah dilakukan pemangkasan pucuk untuk sebagian besar tanaman.
Kedua, setiap pohon tanaman sudah mengeluarkan calon bunga lebih dari 10 buah. Artinya, bisa menghasilkan lebih dari 10 buah labu per pohon. Ini berarti pula, target produksi labu dan penghasilan bisa melampaui prediksi Agustinus sendiri.
Dan ketiga, labu lilin bagi masyarakat Sumba mempunyai banyak manfaat, yaitu daun pucuknya sebagai sayur dan buahnya sebagai bahan makanan baik manusia maupun ternak, terutama babi. Daun pucuk labu lilin Agustinus ini belum dipasarkan. Jika dipasarkan juga maka akan menambah jumlah penghasilannya.
Di samping ketiga catatan tersebut, perlu saya sampaikan bahwa Agustinus ini masih mempunyai usaha tani yang lain. Ia juga petani padi dan jagung di ladang yang sukses.