Metode biologis, yaitu memanfaatkan musuh alami tikus,seperti burung hantu, burung elang, kucing, anjing, ular tikus, dan lain-lain. Musuh alami tikus ini tidak boleh diganggu atau membunuhnya.
Metode kimiawi, yaitu menggunakan pestisida, seperti fumigasi dan rodentisida. Metode ini (terpaksa) dilakukan jika terjadi eksplosi hama tikus yang sangat tinggi. Â Pendekatan ini sangat efektif dan efisien membunuh tikus dewasa beserta anak-anaknya di dalam sarang. Direkomendasikan supaya penggunaan fumigasi dan rodentisida harus sesuai dosis anjuran dan diterapkan hanya jika terjadi eksplosi hama tikus pada awal musim tanam saja. Supaya tidak terjadi pencemaran lingkungan dan kemungkinan adanya residu pestisida pada produksi hasil pangan yang dipanen.
Dan terakhir metode tradisional kearifan budaya lokal setempat. Metode ini jangan disepelehkan. Secara empirik di banyak wilayah, masyarakat tani yang taat dengan tradisi leluhurnya, lahan pertanian pangannya, jarang tersentuh hama dan penyakit. Kisah tentang metode tradisional ini, akan dibahas tersendiri pada artikel berikutnya.
Demikianlah sedikit pengetahuan dan pengalaman penulis tentang pengendalian hama pertanian tanaman pangan, khususnya hama tikus. Semoga bermanfaat.
Â
Oleh Rofinus D Kaleka *)
Petani profesional di Pulau Sumba. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H