Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Parona Tohikyo, Pusat Orbit Tradisi Nale dan Pasola di Kodi, NTT

6 Februari 2018   11:18 Diperbarui: 6 Februari 2018   11:40 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Salam hangat dari Sumba Barat Daya untuk para sahabat Kompasiana di mana pun berada.

Dalam dua buah artikel saya yang telah di-posting di Kompasiana ini, dengan judul "Parat Mbukubani, Pusat Orbit Tradisi Nale dan Pasola di Kodi SBD"  dan "Rato Nale", saya telah memperkenalkan kepada para sehabat sekalian tentang seputar Parona (kampung adat) di wilayah Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang mempunyai peranan terhadap penyelenggaraan Tradisi Ritus Nale dan Pasola.

Melalui artikel ini, saya ingin melengkapi kedua artikel terdahulu tadi dengan menyuguhkan informasi tentang sebuah Paronalagi, yang juga mempunyai peranan yang sama sebagai pusat orbit tradisi ritus nale dan pasola. Parona tersebut bernama Tohikyo, namun lebih populer dengan nama Tossi akibat pengaruh dialeg penjajah Belanda.

Bersaudara Kandung

Sampai sekarang ini masyarakat Kodi mengakui bahwa Parona Mbukubani dan Tohikyo bersaudara. Kisahnya berawal dari dua orang bersaudara kandung, yaitu Mangil (kakak) dan Pokel (adik). Pada waktu itu,  dua bersaudara kandung ini terkenal sakti mandraguna. Sehingga mereka mempunyai pengaruh yang sangat besar. Disegangi, dihormati dan ditakuti.

Karena Mangil dan Pokel sama-sama berpengaruh, maka untuk menghindari terjadinya konflik di antara mereka, maka paman mereka yang juga bersaudara kandung yaitu Rato Temba dan Rato Ryaghi, memisahkan kedua keponakannya di dua Parona yang berbeda. Mangil ditempatkan di Mbukubani dan Pokel ditempatkan di Tohikyo.

Pada permulaan pelaksanaan tradisi nale di Kodi, Rato Nale dijabat oleh  Rato Temba dan Rato Ryaghi. Namun kedua Rato Nale ini, memilih untuk menyerahkan jabatan Rato Nale kepada kedua orang keponakan mereka. Maka berpindahlah jabatan Rato Nale ke Rato Mangil dan Rato Pokel. Kedua Rato Nale ini diberi tugas yang berbeda, sebagaimana telah disuguhkan melalui artikel yang lalu dengan judul "Rato Nale".

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Tohikyo

Adakah arti Tohikyo sebagai nama Parona tersebut? Kata tohikyo sebetulnya terdiri dari dua kata yaitu toyo yang berarti orang dan hikyo yang berarti pisah atau sapih atau cungkil. Jadi tohikyo berarti orang yang disapih. Mengapa dikatakan demikian? Barangkali perlu studi sejarah tersendiri.

Tapi yang jelas, Tohikyo juga merupakan salah satu parona pusat orbit tradisi ritus nale dan pasola. Di Parona Tohikyo juga ada Rato Nale. Namun sekarang ini, setelah meninggalnya Rato Nale yang bernama Ra Holo, belum ada yang terpilih, sehingga masih diwakili oleh tetua adat di kampung adat tersebut.

Kampung Raja

Saya perlu menginformasikan juga bahwa Parona Tohikyo dikenal juga sebagai Kampung Raja. Pada masa kejayaan Kerajaan Kodi, sebelum masuknya kolonial Belanda di wilayah Kodi,  Parona Tohikyo menjadi pusat kekuasaan dan pemerintahan kerajaan.

Di parona itulah, asal dan tempat kedudukan Raja Kodi pertama yaitu Rato Loghe Kanduyo yang bergelar Hangandi. Raja ini ditangkap oleh kolonial Belanda melalui perundingan damai, karena melakukan perlawanan keras terhadap pemerintahan militer Belanda. Beliau meninggal di tempat pengasingannya di Mamboro, sekarang ini wilayah Kabupaten Sumba Tengah, setelah disiksa oleh tentara Belanda.

Raja penggantinya, adalah keponakannya sendiri, yaitu Rato Ndera Wulla, yang juga ikut ditawan di Mamboro, pusat pertahanan militer Belanda waktu itu. Raja ini juga adalah warga Parona Tohikyo.

Rato Ndera Wulla diangkat oleh Belanda dengan tujuan untuk menghentikan perlawanan rakyat Kodi, yang dilanjutkan oleh pejuang asal Kodi yang bernama Wona Kaka.

Parona Tohikyo tersebut, terletak di sisi barat Desa Wura Homba, Kecamatan Kodi.  Tohikyo ini berbatasan langsung dengan Parona Lamete.

Untuk menuju  ke parona tersebut,  sangat mudah. Tak lebih dari sejam lama perjalanan dari Bandar Udara Tambolaka atau ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya. Dengan menyewa kendaraan roda empat atau roda dua, melalui jalan aspal yang mulus, akan segera tiba di Tohikyo.

Semoga bermanfaat. Salam.

Rofinus D Kaleka *)

 

 

     

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun