Pengalaman dan fakta selama ini, tetua adat yang terpilih untuk menduduki jabatan Rato Nale adalah orang yang mampu berdoa dalam pitutur mantra syair-syair adat, hidup saleh, setia pada pantangan, misalnya tidak makan nasi jagung, dan tinggal di kampung adat. Oleh karenanya jabatan Rato Nale sampai sekarang juga dianggap "suci".
Sebagai gambaran, sejak jaman dahulu kala (yi nowo notu) sampai sekarang, jabatan Rato Nale hanya ada di wilayah suku Kodi. Jabatan tersebut dipegang oleh dua orang tetua adat dan berkedudukan di dua kampung adat yang berbeda yaitu Mbukubani dan Tohikyo (lidah kolonial Belanda menyebutnya Tossi). Dua Rato Nale ini mempunyai tugas masing-masing.
Rato Nale di Mbukubani, bertugas sebagai pelaksana yaitu kabukut (semedi), mengatur hawuku(penanggalan) dan pemegang pusat ibadah Nale. Tugas yang diemban ini disahkan dengan prasasti adat yang diserahkan sejak awal mula oleh nenek-moyang, yaitu kareco londo Laka, pandalu ndunga Haghu (jala yang didudukkan Laka, tempayan yang ditempatkan Haghu), Pengga nja pakeket, Ngguhi nja padandang (Pinggan yang tak dapat diangkat-angkat, Goci yang tak dapat dipindah-pindahkan), dan Wulu horo madeta, Pandi nja mete katakku (Mahkota tinggi, Panji berkepala hitam).
Sedangkan Rato Nale di Tohikyo, bertugas sebagai pelaksana yaitu na kiara ndoyo, baghe wulla (yang menduga tahun, menghitung bulan) dan halato hemba napu (memeriksa usaha kintal dan pekarangan). Tugas yang diemban ini disahkan dengan prasasti adat yang diserahkan sejak awal mula oleh nenek-moyang, yaitu bokot runga rara (sebatang tombak emas) dan hori hada lawo longge (sarung ikat dan sarung dewangga).
Dengan demikian, jabatan dan tugas sebagai Rato Nale, merupakan simbol keimanan kepada Marapu dan kekuasaan (otoritas) dalam penataan tradisi ritus nale, yang harus tetap terus dijunjung tinggi dan dihormati.
Demikian pula, berkaitan dengan waktu pelaksanaan iven Pasola, harus tetap menjadi otoritas Rato Nale yang tidak boleh diintervensi oleh siapapun juga.
Inilah sepercik gambaran tentang Rato Nale. Mudah-mudahan bermanfaat, ya setidaknya sebagai bahan ceritera di waktu lowong atau pengantar tidur.
Rofinus D Kaleka *)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H