Belis yang sangat sederhana sekali berupa 5 ekor kerbau sedang dan 5 ekor kuda sedang. Kemudian 1 ekor kerbau jantan besar sebagai pengganti emas Mamoli (berbentuk kelamin perempuan), 1 ekor kerbau betina besar, dan 1 ekor kuda besar. Belum lagi kerbau atau kuda untuk pihak paman atau om dari perempuan. Juga kerbau atau babi besar yang disembelih. Sementara balasan dari pihak perempuan berupa 1 ekor kuda pacu, jantan besar dan babi besar serta kain panjang dan sarung tenun sesuai jumlah hewan dari pihak laki-laki.
Jika belis dari pihak laki-laki itu sudah lengkap, maka perempuan yang dibelis akan dikeluarkan secara adat sah dari pihak keluarganya. Artinya, si perempuan tidak ada lagi haknya atau kedudukannya secara adat di pihak orangtuanya.
Inilah alasan mengapa perceraian di Sumba sangat sulit terjadi. Perempuan yang diceraikan, secara adat sangat lemah kedudukannya di pihak orangtuanya. Anak-anaknya pun tidak bisa mengikuti dia. Karena posisi anak-anaknya akan sangat rendah di kemudian hari dan menjadi bahan hinaan.
Mudah-mudahan sekilas sistem perkawinan adat Sumba ini dapat memberikan inspirasi kepada Abang Ahok. Seandainya Abang Ahok orang Sumba, tentu akan berpikir seribu kali, (sekali lagi mohon maaf, jika benar) Â untuk menggugat cerai isterinya yang cantik itu.
(Rofinus D Kaleka)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI