Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Anak-anakku Tekun Belajar Ditemani Dokter Setia Kayu Putih Aroma

29 Desember 2017   21:30 Diperbarui: 2 Januari 2018   13:57 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebagai orang yang tinggal di Kalimbatu (kampung atau dusun), seringkali kami, saya dan isteri saya, tertinggal untuk mengikuti apalagi memahami sebuah terminologi yang sedang trend atau populer. Sebut saja istilah Generasi Z.  Saya sungguh sangat bersyukur bahwa sejak awal Desember 2017 ini, saya mulai tergoda ikut ramai dengan anak-anakku untuk bermain menjelajahi dunia maya. Saya beruntung sekali ketemu blog kompasiana yang berkolaborasi dengan Kayu Putih Aroma dan menawarkan kompetisi gagasan seputar Generasi Z. Melalui blog inilah, saya mengetahui dan memahami, walaupun masih sedikit juga, tentang Generazi Z.

Ehhh, tahu-tahunya, hanya menyangkut predikat terhadap rentang masa waktu 1995 -- 2000. Suatu era yang dianggap sebagai puncak meletusnya pencapaian kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang serba canggih, terutama sarana dan prasarana komunikasi, seperti komputer dan internet. 

Anak-anak yang lahir pada rentang masa itu, kini mereka rata-rata sudah remaja, dijuluki sebagai Generasi Z. Generasi mereka ini, dengan kondisi kemajuan yang ada, diasumsikan akan lebih pintar, cerdas, dan terampil / ahli serta kreatif, inovatif dan kompetitif. Sehingga mereka sangat diharapkan untuk menjadi agen perubahan, dari hasil olah pikir dan olah kerja serta olah rasa,  demi kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negaranya ke depan, khususnya kita di Indonesia tercinta ini. Tentu ini adalah harapan yang wajar dan mulia.

Dengan sedikit wawasan itu, sungguh-sungguh baru saya sadari bahwa anak-anakku, adalah bagian dari insan masa terkini dengan suatu julukan terkini pula sebagai Generasi Z. Ternyata mereka bukan sekadar generasi penerus keluargaku, pewaris komunitas Kalimbatu, tradisi adat-istiadat dan kebudayaan leuhur, masyarakat dan daerahku saja. Artinya, mereka juga adalah bagian potensi tidak terpisahkan dari generasi penerus negara dan bangsaku Indonesia tercinta ini, yang mempunyai kewajiban moral mempersiapkan diri dengan tekun belajar sedini mungkin.

Memang kedua anakku, baik yang perempuan maupun yang laki-laki, sangat serius dalam belajar selama ini. Tidak pernah absen dan disiplin ke sekolah. Mereka berangkat dan pulang sekolah tepat waktu. Demikian juga di rumah, mereka disiplin. Disamping tekun belajar dari buku-buku pelajaran yang ada, mereka juga rajin dan terampil menggunakan komputer dan internet. Kadang-kadang mereka lupa waktu istirahat, karena besarnya rasa ingin tahu mereka tentang sesuatu yang sedang dipelajari.

Sejujurnya saya sangat bangga dengan ketekunan mereka dalam hal belajar. Namun sebagai orangtua, saya kadang-kadang khawatir terhadap kesehatan dan stamina mereka. Saya khawatir mereka mengalami pegal, linu dan kesemutan di kaki, tangan, leher dan pungggung serta mengantuk di sekolah. Sebab saya sendiri sering mengalami kondisi kesehatan seperti itu jika terlalu suntuk menulis dan bekerja di kebun.

Oleh karena itu, suatu malam ketika sedang santap malam bersama, saya menasehati mereka, supaya kalau belajar ingat waktu dan jaga kesehatan. "Rajin belajar itu baik. Belajar komputer dan internet juga baik. Tapi jangan sampai berjam-jam lamanya, itu kurang baik. Bisa mengganggu kesehatan dan stamina kalian," demikian nasehatku.

Anakku yang perempuan dan sulung, segera mengamini nasehatku. "Baik terimakasih ayah. Tapi ayah tidak perlu khawatir. Karena ada dokter setia sahabat keluarga kita ayah. Si Kayu Putih Aroma, hasil kerja kreatif dan inovatif anak-anak bangsa kita. Kalau rasa pegal, linu, kesemutan, pusing dan mengantuk, itu soal kecil saja. Kayu Putih Aroma bisa sapu bersih secara tuntas," tuturnya sambil tersenyum.

Lain lagi dengan komentar anak laki-lakiku, "Tak usah khawatir bos. Kami ini anak generasi Z harus kreatif dan inovatif. Kesehatan, pastilah harus dijaga tho bos. Itu harimyang biasa bos cium-cium 'kan ada di kamar kami. Mengantuk tinggal cium. Pegal, linu, keram, tinggal oles dan gosok. Badan segar mata menyala bos. Santai, santai, santai saja bos." Harim itu artinya pacar. Harim yang dimaksud oleh anakku, tidak lain adalah Kayu Putih Aroma.

Kayu Putih Aroma memang sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan keluarga kami. Saya sendiri hanya mengandalkan Kayu Putih Aroma kalau mengalami pegal, linu, dan kesemutan di punggung dan kaki. Saat pusing dan sakit gigipun, Kayu Putih Aroma sangat mujarab bagi saya. Bagi istriku yang sebelumnya selalu merasa mabuk ketika dalam kendaraan roda empat, sekarang ini tidak fobia lagi yang penting Kayu Putih Aroma ada dalam kaleku atau tasnya. Jadi tidak heran juga jika anak-anakku sangat akrab dengan Kayu Putih Aroma.

Bahkan anak-anakku memberikan ekspektasi  yang lebih impresif lagi terhadap Kayu Putih Aroma sebagai dokter setia mereka dalam belajar untuk mengejar mimpi atau cita-cita mereka sebagai Generasi Z yang diharapkan dapat membawa perubahan kemajuan dan kesejahteraan bagi diri mereka sendiri, keluarga, masyarakat, daerah, negara dan bangsanya.

Sekarang ini kami, saya dan isteriku, tidak khawatir lagi dengan kondisi kesehatan dan stamina anak-anakku ketika mereka tekun belajar. Kami tinggal mendukung saja ketekunan belajar mereka, sambil mengawasi untuk memastikan apakah dokter setia mereka dan kami semua sekeluarga, yaitu si Kayu Putih Aroma, selalu hadir di ruang belajar, ruang tidur dan tas sekolah mereka. ***

www.instagram.com/temanhati_id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun