Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perguruan Tamansiswa Mulai Merekah di Timur Indonesia

28 Desember 2017   22:37 Diperbarui: 28 Desember 2017   22:53 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama-nama sekolah di lingkungan Perguruan Tamansiswa mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu Taman Indrya (Taman Kanak-Kanak), Taman Muda (SD), Taman Dewasa (SMP/SLTP), Taman Guru (SPG), Taman Madya (SMA), Taman Karya (SMK), dan Sarjanawiyata (Universitas/Sekolah Tinggi).

 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Dari Barat sampai ke Timur

Sampai dengan akhir hayat Ki Hadjar Dewantara, Perguruan Tamansiswa berkembang pesat, namun masih terkonsentrasi di wilayah barat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera. Sementara cita-cita yang menjadi obsesi Ki Hadjar Dewantara, adalah  mengembangkan Perguruan Tamansiswa, dengan ciri khasnya mencerdaskan anak-anak bangsa tanpa pandang buluh yang merdeka lahir dan batin, berwawasan nasionalisme, serta hidup salam dan bahagia, dari wilayah barat sampai ke wilayah timur Indonesia. Ini berarti bahwa masih ada tersisa cita-cita Ki Hadjar Dewantara untuk mengembangkan Perguruan Tamansiswa sampai ke wilayah timur Indonesia.

Generasi penerus Ki Hadjar Dewantara tidak tinggal diam. Dalam hal ini Pengurus Organisasi Majelis Luhur Persatuan Perguruan Tamansiswa yang berpusat di Yogyakarta, dari masa ke masa selalu menggaungkan dan berusaha untuk mewujudkan cita-cita Ki Hadjar Dewantara itu. 

Dan akhirnya cita-cita Ki Hadjar Dewantara itu mulai merekah (bersinar atau bercahaya) di wilayah timur Indonesia, setelah Pengurus Majelis Luhur Persatuan Perguruan Tamansiswa, merespon inisiatif dari para alumni Universitas Sarjanawiayata Tamansiswa Yogyakarta yang berada di wilayah Pulau Sumba, tepatnya Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Suatu penantian yang memang sangat panjang. Sembilan puluh tahun setelah berdirinya Perguruan Tamansiswa atau lima puluh tiga tahun setelah wafatnya Ki Hadjar Dewantara, tepatnya pada tanggal 21 September 2012, Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Perguruan Tamansiswa, Ki Prof Dr Sri-Edi Swasono dan Panitera Umum Majelis Luhur Persatuan Perguruan Tamansiswa, Ki Saur Panjaitan XIII, bersama Bupati Sumba Barat Daya, dr. Kornelius Kodi Mete, mengibarkan Panji Perguruan Tamansiswa di Kabupaten Sumba Barat Daya secara meriah dalam balutan adat-istiadat dan kebudayaan setempat. 

Pada kesempatan itu pulalah dilaksanakan peresmian berdirinya Pengurus Persiapan Cabang Majelis Luhur Persatuan Perguruan Tamansiswa Sumba Barat Daya dan SMA (Taman Madya) Tamansiswa Kodi Mbukambero, yang terletak di Desa Billa Cenge, Kecamatan Kodi Utara.

Kini Perguruan Tamansiswa di Sumba Barat Daya sudah mulai berkembang. Hanya dalam rentang waktu lima tahun, sekarang ini sudah berdiri resmi tiga buah SMA (Taman Madya) Tamansiswa, empat buah SMP (Taman Dewasa) Tamansiswa, empat buah SD (Taman Muda) Tamansiswa, dan dua buah TK (Taman Indria) Tamansiswa. Sementara ada dua buah SMP (Taman Muda) Tamansiswa lagi yang sedang dalam proses.

Perkembangan sekolah-sekolah Tamansiswa tersebut, bisa jadi merupakan indikasi nyata bahwa Perguruan Tamansiswa diterima dengan baik oleh masyarakat dan pemerintah di wilayah timur Indonesia, khususnya di Kabupaten Sumba Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Tentu saja hal ini tidak terlepas dari pengaruh nama besar dan konsep-konsep ajaran Ki Hadjar Dewantara, yang tetap relevan, tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan, terutama yang berkaitan dengan pendidikan yang berbasis semangat kebudayaan dan nasionalisme keindonesiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun