Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Betapa Indahnya Natal di Kampung Adat Sumba Barat Daya

26 Desember 2017   23:08 Diperbarui: 27 Desember 2017   22:18 1948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ayam-ayam tersebut ada yang dipanggang dan ada yang di-lawar, dimasak ala Kodi, menggunakan santan kelapa kental dan bumbu alami.

Kemudian kami makan bersama. Kami, masing-masing dihidangkan satu ayam bulat yang di-lawar dan satu lagi ayam panggang. Nasi yang dihidangkan adalah beras pare gogo, beras wangi padi ladang yang terkenal di Sumba.

Kami makan dengan lahap sekali, maklum menunya sangat enak. Tentu saja daging ayam kampung tersebut tidak bisa kami habiskan, karena masing-masing mendapat jatah dua ekor. Sisanya dibungkuskan oleh mereka untuk kami bawa pulang. Tradisi kami memang begitulah, jadi tidak bisa ditolak lagi.

Setelah makan kenyang, salah seorang dari kami, namanya Emanuel Ndaha Takki, menyeletuk dalam nada humor, "Inilah unik dan asyiknya. Betapa sangat indahnya Natal di kampung adat. Kalau di kota, satu ekor ayam dimakan banyak orang. Ayam potong lagi, yang dipaksa cepat besar. Nasinya, dari beras oplosan lagi, yang diproduksi dengan pupuk kimiawi. Kita tidak boleh malas lagi datang ke kampung. Kalau kami datang lagi, masak yang lebih enak lagi ya! Jangan lupa ikan mentah juga ya!"

Komentar Emanuel tersebut, disambut gelak-tawa oleh semua yang ada. Suasana kembali dalam senda-gurau lagi.

Ketika mentari sudah condong ke ufuk barat, kami berpamitan. Dalam perjalanan, kami saling mengingatkan untuk selalu datang berkunjung ke kampung sesuai pesan Rato Nale tadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun