Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Asyiknya Bersama Empat Sahabat Trans7 di SBD

24 Desember 2017   08:45 Diperbarui: 25 Desember 2017   09:30 1476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mengatasi kekhawatiran mereka, atas permintaan Mas Agung, saya meminta bantuan seorang nelayan bernama Markus, memberi contoh melompat dari bibir tebing ke laut, kemudian berenang menuju pantai melalui gerbang laut (Mandorak). Saya juga meminta bantuan dua nelayan untuk menyiagakan dua sampan di area sekitar tempat lompatan.

mandorak-foto-gera-kalumbang-2a-5a3fe784bde5756b9f73ba52.jpg
mandorak-foto-gera-kalumbang-2a-5a3fe784bde5756b9f73ba52.jpg
Setelah memastikan bahwa laut tersebut bersahabat, maka adegan pun dimulai. Walaupun dengan penuh waswas, sambil meneriakkan nama Pantai Mandorak, Beny langsung terjun. Beny muncul di permukaan air sambil berenang. Sambil menutup hidungnya dengan tangan kirinya, Alya memberanikan diri untuk terjun ke laut. Disusul pula oleh Ibrahim Risyad. Sementara Dita Fakhrana yang tidak bisa berenang di air dalam, bergegas menunggu di bibir pantai.

Beny, Alya, dan Risyad, tampak berusaha keras bergelut dengan ombak dan arusnya yang tidak bisa dianggap enteng. Tanpa bantuan sampan, mereka berhasil menuju pantai. Mereka sukses menaklukan laut Mandorak. Luar biasa. Mereka memang tampak capai, namun sangat gembira.

Ketika Mas Agung menggoda mereka untuk mengulangi adegannya, Alya yang cepat-cepat menimpalinya. "Lautnya aman saja. Tapi tenaga habis. Capai Bang," tutur Alya.

Tuntaslah pengambilan adegan. Kami kemudian selfi ria di Mandorak. Menjelang senja kami meninggalkan Pantai Mandorak dengan aneka kesan.

Walau hanya sehari kenal dan bersama, kami seperti sahabat lama. Tim The Tour Ranger Trans7 hebat.  Sungguh-sungguh, wow asyiknya sehari bersama Empat Sahabat Trans7.

Sebagai orang yang menghargai tradisi adat-istiadat dan kebudayaan, kami berpamitan sesuai tradisi Sumba. Tiba di gubuk saya, setelah mereka habis mandi, saya menyelempang selendang, kain tenun Sumba kepada mereka. Kami ciuman. Bukan cium pipi, tapi cium hidung. Ujung hidung bersentuhan dengan ujung hidung.  Aneh, unik tapi indah berkesan. Itulah adat Sumba.

Selamat jalan sahabat, jangan kapok ke Sumba Barat Daya. Bawalah banyak kawanmu dari Jakarta dan daerah-daerah lain, untuk menjenguk Sumba Barat Daya, walau jauh dari Jakarta tapi masih Indonesia juga.

Rofinus D Kaleka, penulis tinggal di Sumba Barat Daya, NTT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun