Untuk mewujudkannya sebetulnya tidak sulit dan juga tidak membutuhkan investasi yang besar. Bibit pohon tersedia di sekitar lingkungan kita. Tinggal cabut atau cungkil dan tanam, baik di pekarangan, lokasi mata air, daerah aliran sungai, dan kawasan kehutanan. Yang dipenting dirawat, pasti hidup karena sedang musim hujan.Â
Memang di sini memerlukan kesadaran, pengorbanan waktu dan tenaga, serta keteladanan atau kepahlawanan tersendiri untuk memulai saling mengajak dan melaksanakannya.
Bagi masyarakat perkotaan yang berniat menggerakan menanam pohon, karena lahan pekarangan terbatas, cukuplah menanam dan merawat pohon bunga di taman saja. Sedangkan bagi masyarakat di daerah-daerah atau pedesaan yang berniat melakukan gerakan menanam pohon di lokasi mata air, daerah aliran sungai dan kawasan kehutanan.
Disarankan untuk tidak menanam pohon bernilai ekonomi tinggi seperti jati dan mahoni, karena akan menggoda masyarakat untuk masuk dalam pencobaan pencurian atau pembalakan liar pohon-pohon tersebut ketika nantinya sudah layak ditebang. Sebaiknya tanamlah pohon seperti jenis beringin, kesambi, asam dan trembesi.
Ayo mari membudayakan gerakan menanam pohon. Menanam pohon menyelamatkan kehidupan. Memelihara pohon mencintai kehidupan. Hidup kita sendiri, makhluk hidup lainnya, dan lingkungan hidup global.
Penulis, Pemerhati Sosial Politik di Sumba Barat Daya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H