Mohon tunggu...
Rofinus Emi Lejap
Rofinus Emi Lejap Mohon Tunggu... Administrasi - Penyakit dan kemiskinan tidak mampu memenjarakan imajinai dan gelora pengembangan dalam batinku. Waktu terus bergerak maju dan tidak pernah akan kembali dan selalu menampilkan pemandangan baru.

Semua orang diciptakan baik adanya tetapi hati berbeda karena hatinurani.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembinaan Rohani "Zaman Now"

30 Juni 2018   16:07 Diperbarui: 30 Juni 2018   16:32 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyelesaikan tugas pribadi di alam terbuka

Retret atau pengunduran diri secara batin dari segala kegiatan jasmani merupakan kebutuhan mengolah batin bagi setiap orang. Tetapi retret pada zaman sekarang, penggunaannya sering salah kaprah. 

Pertemuan sekelompok orang dalam suatu kesempatan yang mungkin tidak berhubungan dengan tindakan pengolahan batin juga disebut retret. Membuat pengertian retret secara substantif menjadi dangkal serta kabur.

Generasi milenial pada zaman now, apakah mungkin dapat mengkondisikan diri selama kurang lebih tiga hari untuk mengikuti kegiatan retret? Mungkin pihak penyelenggara akan kewalahan menghadapi mereka yang tidak bisa diam. Mulut, mata serta jari tangan mereka seakan tidak dapat diajak kompromi untuk sesuatu hal yang serius dalam keadaan tenang serta diam.

Pada tahun 1987 Br. Leo Jansen, MTB menyelenggarakan retret yang dikombinasikan dengan kegiatan pramuka dalam bentuk camping. Sistem retret model kombinasi itu diperuntukan bagi peserta kelas 3 SMP atau kelas IX pada zaman now. Model itu ternyata cocok juga untuk peserta pada tingkatan SMA/SMK.

Menyelesaikan tugas pribadi di alam terbuka
Menyelesaikan tugas pribadi di alam terbuka
Pada tugas akhir kuliah penulisan skripsi di Sekolah Tinggi saya memilih topik Camping Rohani sebagai pembinan rohani alternatif bagi kaum remaja. 

Pada zaman milenium ini pembinaan iman model kombinasi seperti itu kiranya sangat relevan dengan 'jiwa' generasi milenial. Semangat, cita-cita serta aktivitas mereka yang selalu mobil, cocok dengan camping rohani yang multi metode atraktif.

Kegiatan perpaduan antara Pramuka dan Retret itu cocok diikuti peserta lintas agama, biarpun ada kegiatan rohani kristiani. Dan selalu ada waktu bagi mereka yang muslim untuk menjalankan kewajibannya. Pengaturan jadual disesuaikan dengan waktu sholat sehingga mereka tidak terhalangi.

Dan selama penyelenggaraan beberapa tahun berturut-turut tidak pernah ada masalah bagi yang non kristiani.

Revolusi mental menjadi tugas semua elemen masyarakat, dan  tidak bijaksana bila hanya dibebankan kepada lembaga pendidikan formal.  Retret kombinasi dalam bentuk camping di alam terbuka, membuka pula  wawasan peserta akan keagungan Sang Pencipta, kewajiban setiap insan  terhadap-Nya, terhadap sesama manusia dan ciptaan yang lain. 

Kesadaran  vertikal akan Tuhan yang wajib dipuji, dipuja, disembah serta  bersyukur. Dan kesadaran horizontal terhadap sesama manusia serta  segenap ciptaan. 

Relasi segitiga yang harus dibangun atas inisiatif  manusia sebagai makhluk berbudi dan berbudaya. Kesadaran imani seperti  ini tidak bisa diharapkan hanya dengan pendidikan formal di sekolah atau  kotbah di rumah ibadat. Kaum muda perlu juga dibawa kepada realita alam  serta pengalaman insani secara holistik. 

 Camping rohani diselenggarakan selama tiga hari penuh. Mereka dibebaskan dari kebiasaan telepon, sms, chating, gaming, merokok serta kegiatan yang mengarah ke hal-hal negatif. Namun ada waktu untuk kontak ke keluarga sehingga waktu 'perpisahan' yang singkat bagi orang dewasa tidak menjadi beban bagi kaum remaja.

kenangan-bandungan-1-5b3745a416835f274b77b4e2.jpg
kenangan-bandungan-1-5b3745a416835f274b77b4e2.jpg
Ada buku yang disiapkan bagi pendamping dan peserta berisi seluruh materi camping serta metode-metodenya. Dan juga ada halaman-halaman catatan refleksi dalam setiap topik bagi setiap peserta. Dengan demikian camping rohani tidak sekedar menjadi kegiatan piknik dan rekreasi, tetapi pembinaan karakter di alam terbuka. 

magelang-kaliboyong-1994-5b37443bdd0fa854f16130e2.jpg
magelang-kaliboyong-1994-5b37443bdd0fa854f16130e2.jpg
Buku belum diterbitkan menunggu sekolah atau kelompok yang tertarik dengan model pembinaan ini. 

Para calon pembina yang sudah tersebar menjadi pengajar, pembina, aktivis, di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia. 

***REL - SIULAN KELANA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun