Pax et bonum - Salam damai dan baik!
Dari keempatbelas partai politik yang diumumkan terdahulu oleh KPU dan dua partai baru diloloskan kemudian sebagai peserta pemilu 2019, tidak ada satupun yang secara jelas memposisikan diri sebagai partai Tuhan, apalagi partai syaiton. Tetapi berdasarkan apa Amin Rais, pendiri PAN itu mengelompokkan partai-partai Indonesia menjadi dua kelompok yang bertolakbelakang itu? Gerindra dan PAN sendiri adalah partai nasionalis, maka kriteria apa yang membedakan kedua partai itu dengan belasan partai yang lain?
Substansi Allah dan syaitonn sendiri adalah roh-roh; Allah diimani adalah roh yang maha segala yang baik, sedangkan setan sebaliknya yaitu menyangkut segala kejahatan atau yang merugikan manusia. Padahal setiap partai politik bercita-cita membangun serta memajukan setiap manusia agar menjadi lebih baik, sehingga tidak mungkin ada partai setan. Pernyataan itu  berpotensi mengoyak kerukunan, kesatuan dan persatuan umat manusia.
Hizbullah (Hezbollah, bahasa Indonesia: "Partai Allah / Partai Tuhan") adalah organisasi Politik dan Paramiliter dari kelompok Syiah didirikan pada tahun 1982 yang berbasis di Libanon. mempunyai pengaruh besar dalam politik Libanon dengan memberikan pelayanan sosial, mendirikan sekolah-sekolah, rumah sakit, membuka daerah pertanian serta perlayanan lainnya untuk ribuan warga Shia'a Libanon  dan dianggap sebagai cermin gerakan perlawanan di bagian besar dunia Arab dan Muslim dunia. https://id.wikipedia.org/wiki/Hizbullah_(Lebanon). Budaya Timur Tengah berbeda dengan Indonesia, pemahaman itu tentu penting untuk membina moral dan akhlak secara lebih bermartabat tanpa harus mengorbankan kesatuan dan persatuan masyarakat Indonesia yang sudah terbina sejak zaman kemerdekaan.
 Penyebutan partai setan dengan menyebutkan namai partai yang disinyalir sebagai "Partai Tuhan" menyiratkan posisi parai lain sebagai "Partai Setan," yang tentu sangat melukai para pendiri partai-partai itu serta seluruh anggotanya. Salat Subuh berjemaah di  Masjid Baiturrahim, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (13/4) pagi, sewajarnya menyejukkan hati dan mencerahkan pikiran para pendengar, bukannya mengobarkan kebencian antar anak bangsa.
Dunia mengakui dan fakta itu ada di bumi Nusantara, bahwa Indonesia penganut muslim  terbesar itu tidak bisa dipungkiri, mengapa Islam yang damai itu mau dikoyak sendiri oleh segelintir pemeluknya hanya demi pileg dan pilpres?  Biarpun Amin Rais mengelak bahwa , bukan partai dalam konteks politik praktis, melainkan cara berpikir, tetapi apakah maksud itu sampai kepada para pendengar?
Cendekiawan dan tokoh akademisi, Â seyogyanya membawa pencerahan ke tengah masyarakat, menjadi corong kebenaran dan kebaikan, kepada kami rakyat sederhana ini, seperti yang sudah dialukan oleh banyak tokoh muslim yang lain. Tetapi yang satu ini beda, pantas saja banyak komentar para netizen yang kurang pantas bagi Amin Rais.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H