Dan para pembaca Kompas.com yang memberikan nilai merah kepada para guru, apakah mereka - para komentator itu produk pendidikan di negeri ini atau datang dari dunia antah-berantah? Para komentator yang memberikan nilai minus itu, jadilah guru dan alami sendiri bagaimana pahit-getirnya mempunyai profesi seperti itu. Mereka yang berprofesi di bidang yang lain, merasa lebih aman karena berhadapan dengan benda mati yang tidak memiliki darah daging, ratio dan hati nurani. Berbeda dengan para pendidik yang berhadapan dengan sesama manusia, yang bisa cerdas, bodoh, malas, nakal, lemah dan aneka karakter.
UKG bila bertujuan untuk memetakan tenaga pengajar dan mau menigkatkan kualitas mereka, maka dibuatlah dalam program-program yang membangun dan dedikatif dengan metode-metode andragogis dan tidak lagi pedagogis. Usia dan empirik hidup telah memberi pelajaran kepada para guru untuk menanggapi setiap masalah secara bijak, yang tidak serta merta dinilai minus secara online yang diakui sebagai metode yang sangat modern.
Proyek UKG secara online harus ditindaklanjuti dalam pembinaan dan peningkatan secara manual, dalam bentuk sarasehan, seminar, kursus, karya tulis dan lain sebagainya. UKG bukan proyek untuk meratapi nasib pendidikan dan mengutuk para penyelenggara pendidikan di negara ini, tetapi menjadi prasarana untuk membuat sesuatu yang lebih positif dan berdaya guna bagi wajah pendidikan secara nasional.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H