Penulis: Rofinus Sela Wolo
Jangan kau tutup lembaran itu karena aku akan menangis dan terus membukanya. Perlahan aku akan mengurainya dengan air mata! Aku akan terus membukanya.
Adakah kau masih memanggil-manggil namaku? Adakah kau begitu berbeda. Sungguh, ini luar biasa, aku nyaris saja menutup mata. Sungguh tak biasa! Tapi, adakah kau sedikit saja, sebentar saja kau hadir menghampiriku? Aku akan terus bertanya! Mata terpejam, pikiranku entah kemana. Aku akan terus bertanya! Dan aku harus bertanya! Apakah kau masih bertanya?
Jangan kau tutup lembaran itu karena aku akan menangis dan terus membukanya. Perlahan aku akan mengurainya dengan air mata! Aku akan terus membukanya.
Adakah kau, air matamu menutup lembaran itu? Jangan kau lenyapkan yang dahulu putih! Jangan kau biarkan kita menjadi coretan-coretan hitam  tiada berbekas di sana! Adakah kau sesaat saja? Aku akan terus bertanya dan mengurainya dengan air mata.
Apakah kau bukan dirimu? Jagalah hati itu, tetaplah kau dan anggunya dirimu. Karena aku, inilah diriku yang tetap bertanya untukmu. Rasa ini sampai mati ku bawa pergi. Cintaku telah mengalahkan segalanya. Telah lama ku runtuhkan pekat yang menghampiri. Â Apakah kau masih bertanya? Aku akan terus bertanya!
Jangan kau tutup lembaran itu karena aku akan menangis dan terus membukanya. Perlahan aku akan mengurainya dengan air mata! Aku akan terus membukanya.
Aku akan terus bertaya. Adakah titik-titik embun menetes di  hatimu?  Adakah kau akan pergi lalu mengenangku? Aku akan terus bertanya! Aku akan menangis dan terus membukanya. Ini tentang rasa dan kesungguhan. Apakah kau masih saja bertanya? Aku akan terus bertanya!
Jangan kau tutup lembaran itu karena aku akan menangis dan terus membukanya. Perlahan aku akan mengurainya dengan air mata! Aku akan terus membukanya.
Jangan kau biarkan asa kita menjadi serpihan-serpihan hampa. Jangan kau relakan aku mati lalu pergi dan tiada kau temui. Aku akan meratapinya, dan aku akan terus bertanya! Apakah kau masih bertanya? Karena aku akan terus bertanya.