Mohon tunggu...
Rofi Lutfiani
Rofi Lutfiani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Ilmu Pemerintahan FISIP Undip

Sapere aude, incipe!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kritisisme Politik dan Dilema Kebebasan Manusia Modern dalam Menyuarakan Pendapat

13 Februari 2021   12:53 Diperbarui: 13 Februari 2021   20:09 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prinsip demokrasi memunculkan konsekuensi bahwa penguasa yang di puncak rezim juga harus siap dikritik atau bahkan dibenci, sebab seluruh kebijakan yang dikeluarkan akan menggunakan prinsip falabilisme demi terciptanya kebijakan yang semakin bermutu. Kebijakan yang bersifat kaku, absolut, dan antikritik hanya akan statis tanpa dinamika yang berarti. Sesuai dengan terminologis kata statis itu sendiri, maka tatanan yang ada tidak akan menghasilkan perubahan yang progresif. Maka secara hematnya, pemerintahan yang menerapkan demokrasi seharusnya terbuka terhadap kritik sebagai salah satu sarana melibatkan partisipasi publik. Perlu diperhatikan, kritik yang kita sampaikan harus berlandas pada Pancasila sebagai dasar negara, yang mana slogan “kebebasan yang bertanggung jawab” menjadi nilai utamanya. Dan yang tak kalah penting, segala sesuatu yang kita lontarkan harus bisa dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan, sesama, serta bangsa dan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun