Mohon tunggu...
Rofik Fitriani
Rofik Fitriani Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Purbakala: Edukatif & Efisien

23 Desember 2013   13:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:35 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir tahun mulai datang, sudah pasti libur panjang juga akan menghampiri. Ini adalah kesempatan yang sayang jika dilewatkan begitu saja, quality time harus dimanfaatkan sedemikian rupa oleh keluarga agar kedekatan antar anggota keluarga tetap terjaga. Kali ini saya akan memperkenalkan salah satu objek wisata yang memiliki nilai edukasi tinggi dan pastinya cocok dijadikan tujuan wisata akhir tahun ini untuk keluarga maupun perorangan, yaitu “Museum Manusia Purba Sangiran”. Tanpa basa basi panjang, berikut saya akan menceritakan sedikit informasi tentang museum tersebut berdasarkan pengalaman pribadi saya pada bulan Oktober 2013.

Museum manusia purba Sangiran berdiri diatas lapisan tanah yang berusia 1,8 juta tahun, dan merupakan lapisan lahar sebagai lapisan vulkanik paling tua di Sangiran, hasil aktivitas erupsi Gunung Lawu purba. Lapisan tanah ini tidak mengandung fosil.

Museum Manusia Purba Sangiran merupakan salah satu objek wisata yang berada di kota Sragen, Jawa Tengah. Wisata ini terletak di desa sangiran kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen. Untuk dapat masuk kedalam objek wisata ini, pengunjung tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam sebab harga tiket masuknya sangat terjangkau , yaitu Rp.5000 untuk setiap wisatawan domestik.

13877808681102266635
13877808681102266635

Sangiran merupakan situs fosil manusia purba paling lengkap di Jawa. Situs ini juga telah diakui Unesco sebagai salah satu warisan dunia.

1387779344269889777
1387779344269889777

Museum ini dibuka setiap hari selasa sampai minggu dari jam 08.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat pada hari jum’at 11.30-12.30 WIB. Museum ini menyediakan 3 ruang pamer (display area), dengan rincian sebagai berikut :

·Ruang pamer 1 (display area 1) berisi tentang kekayaan Sangiran (wealth of Sangiran)

Saat memasuki display area 1, pengunjung akan disuguhi berbagai pemikiran mengenai evolusi oleh beberapa ilmuwan, salah satunya pemikiran yang dipelopori oleh charles darwin. Selain itu, di ruang pamer 1 juga akan ditemui beberapa penemuan fosil terbaru, salah satu penemuan terbarunya adalah tulang paha gajah purba (femur sinistra elephantides) yang ditemukan pada tanggal 14 juli 2013 di daerah Grogolan, Manyarejo, Plupuh , Sragen. Oleh seorang warga bernama parmin. Di ruang pamer 1 juga akan ditemui berbagai bentuk tengkorak kepala manusia purba serta beberapa hewan purba.

1387779550274269153
1387779550274269153

·Ruang Pamer 2 (display area 2) berisi tentang langkah-langkah kemanusiaan (steps of humanity)

Diruang pamer 2, pengunjung akan melihat berbagai kehidupan yang terjadi pada zaman-zaman tertentu, serta hewan apa saja yang hidup pada zaman tersebut.

1387779679824995195
1387779679824995195

·Ruang Pamer 3 (display area 3) berisi tentang masa keemasan homo erectus- 500.000 tahun yang lalu (golden era of homo erectus – 500.000 year ago)

Ruang pamer 3 menggambarkan tentang berbagai kehidupan yang dijalani oleh manusia purba. Selain itu, di ruang pamer 3 juga terdapat fosil tengkorak dan tanduk kerbau purba. Fosil tersebut ditemukan oleh seorang warga bernama santosa pada tahun 2003 di daerah Jambangan, kecamatan Plupuh kabupaten Sragen.

1387779773596461947
1387779773596461947

Gambaran diatas adalah sedikit keadaan yang terdapat didalam mueum manusia purba Sangiran. Disisi lain, jika kita melihat kearah luar museum, kita akan melihat beberapa penjual suvenir khas sangiran serta pameran beberapa hewan. Sedangkan untuk kuliner, bisa kita dapatkan disisi kanan museum, disana telah berjajar berbagai penjual makanan.

Bagi pengunjung yang menginginkan suvenir lebih lengkap lagi, pengunjung dapat datang langsung ke rumah pengrajin yang berada di sekitar kawasan museum.

Selamat berwisata !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun