Bukan hanya hasil jadi sate itu yang membuat suasana semarak, kehangatan keluarga menjadi satu poin yang saya garis bawahi. Keponakan, kakak, orang tua, terlibat suka menyaksikan proses pemanggangan.
Maka ketika kesempatan pulang liburan berkumpul dengan keluarga, merayakan Iduladha di rumah, momen itu ternyata sungguh saya rindukan. Keindahan Idul Qurban dalam kebersamaan adalah hal lain yang telah saya dapatkan lebih dari sekedar kegembiraan menerima pembagian daging kurban, atau ketika tusukan sate siap disajikan. Meski tak saya pungkiri, nikmatnya sate itu mampu membuat lidah saya bergoyang.
Mengunyah satu persatu potongan daging sate sungguh nikmat. Ditingkah ulah lucu keponakan menumbuhkan keinginan dan harapan. Semoga tahun depan saya bisa menjadi pihak pertama, yakni orang yang berkurban. Dengan tambahan do a, semoga tahun depan saya bisa pula menikmati acara bakar sate dengan pendamping belahan jiwa. Ahay
Imam Rofi'i|11-08-2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H