Mohon tunggu...
Rofidah Nur F
Rofidah Nur F Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PIAUD UIN Malang

Dipaksa, terpaksa, terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inquiry Based Learning: Jangan Acuhkan Pertanyaan Anak

2 April 2022   11:29 Diperbarui: 2 April 2022   11:45 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.pexels.com

"Belajar dari kemarin, hidup untuk sekarang, berharap untuk besok. Hal yang paling penting adalah jangan berhenti bertanya." - Albert Einstein

Bertanya adalah upaya dalam memenuhi keingin tahuan yang muncul dari diri kita. Hal ini tidak jauh dengan diri anak usia dini. Pertanyaan yang kerap muncul dari anak usia dini merupakan keingin tahuannya terhadap hal baru yang sebelumnya belum pernah mereka ketahui. Sebagai orang tua maupun guru harus sebaik mungkin dalam menanggapi setiap pertanyaan dari anak. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan, anak akan belajar dan mulai membangun pemahaman dari apa yang belum ia ketahui sebelumnya. Oleh karena itu, orang tua maupun guru perlu mempersiapkan jawaban yang logis, tetapi mudah diterima oleh anak. Jangan acuhkan pertanyaan anak karena hal ini dapat mematikan daya kreativitas anak. Bertanya termasuk dalam salah satu proses pada pembelajaran berbasis inquiri. 

Pembelajaran berbasis inquiri atau inquiry based learning adalah salah satu strategi pembelejaran yang dapat diterapkan pada anak usia dini. Inquiry dalam bahasa Indonesia berarti penyelidikan. Lebih jelasnya, inquiri adalah rangkaian proses yang berkesinambungan dari bertanya, meneliti jawaban, memaknai informasi, mempresentasikan serta melakukan refleksi. 

Model pembelajaran inquiri ini dapat melatih dan mengajak anak untuk berpikir secara kritis, analitik, dan kreatif sehingga anak dapat memecahakan permasalahan dengan mendapatkan solusi yang tepat terhadap suatu permasalahan yang dihadapi. Pembelajaran berbasis inquiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada keaktifan anak didik dalam proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran berlangsung tidak hanya guru yang memberi penjelasan tentang materi pembelajaran. Namun, anak didik diarahkan agar dapat mengeksplorasi sebuah ide gagasan, sehingga anak dapat mengajuka pertanyaan dari berbagai sudut pandang terkait materi pembelajaran yang diberikan. 

Pendekatan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran berbasis inquiri antara lain adalah diskusi dalam kelompok kecil, kemudian hingga pembelajaran terpadu. Pada pembelajaran berbasis inquiri juga dapat mendorong anak dalam belajar sambil praktik secara langsung. Melalui pembelajaran seperti ini menjadikan anak dapat membangun pengetahuannya dengan bereksplorasi, berdiskusi, serta pengalamannya secara langsung. 

Terdapat dua jenis pembelajaran berbasis inquiri. Menurut Kindsvatter (Wisudawati, Asih W dan Eka Sulistyowati, 2017, hlm. 84-85) dua jenis pembelajaran inquiri antara lain: 

  1. Guided inquiry (inquiri terbimbing) 
    Peran guru dalam pembelajaran inquiri jenis ini adalah melaksanakan proses pembelajaran dalam penyelidikan sangat besar. Pertama yang harus dilakukan guru adalah menentukan topik penelitian yang akan dilakukan. Kemudian guru mengembangkan pertanyaan yang berkaitan dengan topik. Langkah selanjutnya yakni menentuka prosedur yang harus dilakukan oleh anak didik, membimbing anak didik dalam menganalisis data, menyediakan lembar kerja, sehingga anak didik hanya melengkapi dan membantu membuat kesimpulan. 
  2. Open inquiry (inquiri terbuka)
    Peran guru pada pembelajaran inquiri jenis ini adalah sebagai fasilitator. Anak didik diberikan kebebasan dalam proses pembelajaran. Artinya anak diberikan kesempatan untuk berinisiatif dan bereksplorasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi ketika proses pembelajaran berlangsung.  

Perlu diketahui bahwa setiap strategi pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini beberapa kelebihan strategi pembeelajaran berbasis inquiri adalah: 

  • Pembelajaran berbasis inquiri memiliki manfaat, terlebih untuk anak usia dini. Melalui pembelajaran berbasis inquiri dapat melatih perkembangan anak dalam ranah koginitif, psikomotor, dan afektif. Ini akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak ke depannya. 
  • Strategi pembelajaran berbasis inquiri dapat memberi kesempatan serta melatih anak untuk dapat mengembangkan cara belajar mereka sendiri. 
  • Pembelajaran berbasis inquiri memiliki akomodasi dalam pendidikan inklusif. 

Sedangkan kekurangan dalam pembelajaran berbasis inquiri ini adalah sebagai berikut: 

  • Dalam menerapkan pembelajaran berbasis inquiri membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu guru perlu cermat dan pandai dalam mengatur waktu. 
  • Pada proses pembelajaran berbasis inquiri akan mengalami kesulitan dalam mengontrol serta menilai aktivitas anak. 
  • Apabila kesuksesan belajar anak diukur berdasarkan pada kecakapannya ketika memahami materi, maka akan susah dalam melaksanakan pembelajaran berbasis inquiri. 

Salam hangat, semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun