Mohon tunggu...
Rofidah Nur F
Rofidah Nur F Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PIAUD UIN Malang

Dipaksa, terpaksa, terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pahami Dahulu Masalahnya, Temukan Solusinya Kemudian

20 Maret 2022   11:45 Diperbarui: 20 Maret 2022   11:53 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.pexels.com

 "Masalah tidak akan membuatmu menyerah karena masalah akan menguatkanmu jika mau belajar serta mengambil hikmahnya."

Kehidupan yang kita jalani pasti berjumpa dengan masalah maupun ujian. Semua orang juga mengalaminya, tetapi ada perbedaan tentang bagaimana cara menyikapinya. Terkadang seseorang menganggap dirinya yang paling menderita karena sebuah masalah. 

Padahal di luar sana banyak yang mengalami permasalahan lebih rumit dari dirinya dan mereka menjalani secara tenang serta dapat menemukan solusi dari permasalahan dengan tepat. Ini dikarenakan pola pikirnya dalam menyikapi sebuah masalah. 

Saat menghadapi sebuah masalah tentu yang dipikirkan adalah mencari solusi dan jalan keluarnya. Namun, terkadang kita lupa akan adanya proses untuk melewati semua itu. 

Jika kita menikmati proses tersebut dengan pikiran dan hati yang tenang, maka akan kita jumpai pelajaran dalam proses itu. Pada akhirnya pula kita menjadi tahu arti dari masalah yang dihadapi, atau hikmah di balik suatu masalah tersebut. 

Pada buku Psikologi Kogitif karya Robert L. Solso dijelaskan bahwa pemecahan masalah merupakan pola pikir yang terarah untuk menemukan sebuah solusi dan jalan keluar yang spesifik dalam sebuah masalah. Sudah saya singgung juga di awal tulisan ini bahwa dalam mencari solusi permasalahan pasti ada prosesnya. 

Oleh karena itu, dalam pemecahan masalah kita perlu melihatnya dari berbagai sudut pandang. Tidak hanya dari satu sisi saja karena kita belum mampu mengungkapkan ekspresi dari sesuatu yang kita dapat. 

Dalam hal ini konteksnya adalah permasalahan yang kita hadapi. Misal, ketika kita tengah menghadapi sebuah masalah, kemudian kita mengalami kebingungan tentang bagaimana jalan keluarnya? Atau mungkin terbesit pikiran "Apakah langkah yang diambil ini tepat?". 

Maka, kita dapat berbagi atau istilahnya curhat dengan orang yang kita anggap dekat, seperti orang tua maupun sahabat.

Melalui curhat kita akan terbantu dalam mempertimbangkan dan menemukan solusi sebuah permasalahan dari beberapa sudut pandang. Pandangan yang dianggap benar juga akan muncul ketika kita memikirkan dan meneliti suatu permasalahan lebih jauh. 

Teori Gestalt dan Pemecahan Masalah

Teori psikologi Gestalt berbicara tentang pola berpikir dan pemecahan masalah dari pandangan bagaimana seseorang menentukan dunianya. Teori Gestalt terkenal dengan pemahaman (insight) dalam memecahkan masalah. 

Dalam teori ini berpikir dipandang sebagai proses pengorganisasian persepsi, yakni proses ketika seseorang menangkap pola-pola dari pemberi stimulus. Maka, berpikir menjadi sebuah proses perseptual kognitif. 

Menurut penganut psikologi Gestalt atau yang disebut gestaltist, sebuah permasalahan, khususnya masalah perseptual ada ketika muncul ketegangan dan stress yang menjadi hasil dari interaksi antara persepsi dengan memori. 

Adapaun karakteristik dari psikologi Gestalt terhadap pemecahan masalah yang dikemukakan oleh salah satu penganut psikologi ini, yaitu Wolfgang Kohler. Di mana Wolfgang Kohler melakukan pengamatan pada simpanse milikinya, kemudian melakukan sebuah ekperimen sebagai berikut: 

Pisang yang menjadi salah satu makanan simpanse digantungkan di langit-langit kandang, kemudian pada sudut kandang diletakkan beberapa potongan buah dengan bentuk kotak. 

Simpanse beberapa kali mencoba meraih pisang, tetapi masih gagal. Tidak lama kemudian ia melihat potongan buah yang bergeletak dan menarik satu persatu buah tersebut serta menumpukya. 

Setelah buah-buah tersebut ditumpuk simpanse akan berdiri di atas tumpukan itu, dan ia dapat meraih pisang yang digantung. Nah, pengalaman simpanse dalam menemukan masalah saat melihat buah-buahan tadi disebut dengan insight. 

Insight yang didapat adalah setelah proses pengorganisasian persepsi terhadap situasi masalah yang diatasi. Hal itu juga disebut dengan fenomena. 

Demikian pula pada anak usia dini, kemampuan pemecahan masalah atau yang disebut dengan kemampuan problem solving adalah salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan. Kemampuan ini juga berhubugan dalam peningkatan kogitif pada anak. 

Kemampuan pemecahan masalah pada anak usia dini dapat melatih anak dalam membuat keputusan atau mengira-ngira (hipotesis) sehingga dapat menyimpulkan informasi yang diperolehnya secara proses ilmiah. 

Seperti yang dituturkan Wortham (2006) dalam (Syaodih et al., 2018) dalam Lina Dani L (2020) bahwa pemecahan masalah pada anak usia dini meliputi keterampilan, melakukan observasi, pengelompokkan, membandingkan, mengukur, mengkomunikasikan, eksperimen, serta menyimpulkan dan menggunakan informasi. 

Anak usia dini memperoleh pengalaman belajar salah satunya melalui bermain. Dengan bermain anak akan dihadapkan pada sebuah permasalahan, kemudian mereka akan bereksperimen melalui interaksi yang mungkin dapat dilakukan ketika bermain dengan temannya. Oleh karena itu, berikut ini adalah beberapa permainan yang dapat melatih anak dalam meningkatkan kemampuan problem solving: 

  1. Bermain Balok
    Ketika anak bermain balok ia akan menyusun sebuah bentuk. Dalam penyusunan balok agar menjadi sebuah bentuk, anak akan mencocokkan balok manakah yang sesuai sehingga dapat membuahkan suatu bentuk. 
  2. Bermain Puzzle
    Bermain puzzle ini dapat mengasah kemampuan problem solving pada anak. Melalui permainan ini anak akan memilah potongan puzzle yang sesuai dan menggabungkannya sehingga dapat membentuk puzzle yang utuh. 
  3. Mengikuti pola
    Ketika anak mengikuti pola dari susuan balok yang sudah ada, ia akan meneruskan pola balok tersebut seuai dengan kreasinya. Melalui permainan ini anak akan terlatih dalam mencerna informasi baru, mengenali pola sehingga dapat membuat suatu pola baru. 
  4. Board games
    Beberapa contoh board games adalah permainan ular tangga dan monopoli. Melalui permainan ular tangga keterampilan anak dalam mengikuti aturan yang logis akan terasah. Begitupun ketika bermain monopoli yang akan melatih anak dalam merencanakan sesuatu. 
  5. Cerita dan pertanyaan
    Ketika selesai memberikan cerita kepada anak, kemudian berilah sebuah p[ertanyaan kepadanya. Hal ini dapat melatih konsentrasi anak dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. 

"Masalah terbesar di dunia tadinya adalah masalah kecil yang mudah diselesaikan" - Lao Tsu

Sebesar dan serumit apapun masalah yang Anda hadapi, ingatlah Anda tidak sendiri. Tetap bergerak dan jangan menyerah, semua pasti ada jalan keluarya. 

Salam hangat, semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun