Teori Gestalt dan Pemecahan Masalah
Teori psikologi Gestalt berbicara tentang pola berpikir dan pemecahan masalah dari pandangan bagaimana seseorang menentukan dunianya. Teori Gestalt terkenal dengan pemahaman (insight) dalam memecahkan masalah.Â
Dalam teori ini berpikir dipandang sebagai proses pengorganisasian persepsi, yakni proses ketika seseorang menangkap pola-pola dari pemberi stimulus. Maka, berpikir menjadi sebuah proses perseptual kognitif.Â
Menurut penganut psikologi Gestalt atau yang disebut gestaltist, sebuah permasalahan, khususnya masalah perseptual ada ketika muncul ketegangan dan stress yang menjadi hasil dari interaksi antara persepsi dengan memori.Â
Adapaun karakteristik dari psikologi Gestalt terhadap pemecahan masalah yang dikemukakan oleh salah satu penganut psikologi ini, yaitu Wolfgang Kohler. Di mana Wolfgang Kohler melakukan pengamatan pada simpanse milikinya, kemudian melakukan sebuah ekperimen sebagai berikut:Â
Pisang yang menjadi salah satu makanan simpanse digantungkan di langit-langit kandang, kemudian pada sudut kandang diletakkan beberapa potongan buah dengan bentuk kotak.Â
Simpanse beberapa kali mencoba meraih pisang, tetapi masih gagal. Tidak lama kemudian ia melihat potongan buah yang bergeletak dan menarik satu persatu buah tersebut serta menumpukya.Â
Setelah buah-buah tersebut ditumpuk simpanse akan berdiri di atas tumpukan itu, dan ia dapat meraih pisang yang digantung. Nah, pengalaman simpanse dalam menemukan masalah saat melihat buah-buahan tadi disebut dengan insight.Â
Insight yang didapat adalah setelah proses pengorganisasian persepsi terhadap situasi masalah yang diatasi. Hal itu juga disebut dengan fenomena.Â
Demikian pula pada anak usia dini, kemampuan pemecahan masalah atau yang disebut dengan kemampuan problem solving adalah salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan. Kemampuan ini juga berhubugan dalam peningkatan kogitif pada anak.Â
Kemampuan pemecahan masalah pada anak usia dini dapat melatih anak dalam membuat keputusan atau mengira-ngira (hipotesis) sehingga dapat menyimpulkan informasi yang diperolehnya secara proses ilmiah.Â