Mohon tunggu...
Rofidah Nur F
Rofidah Nur F Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PIAUD UIN Malang

Dipaksa, terpaksa, terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Anak Berbakat dengan Kelas Akselerasi

20 Februari 2022   20:04 Diperbarui: 20 Februari 2022   20:10 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pintek.id

"Setiap orang berbakat karena setiap manusia memiliki sesuatu untuk diekspresikan." - Brenda Ueland 

Waktu duduk di bangku SD saya sering mendengar kata "Akselerasi" dari beberapa saudara yang saat itu tingkatan sekolahnya lebih tinggi dari saya. Kemudian tibalah saat saya duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah (MTs). 

Tidak di MTs tempat saya sekolah, tetapi terdapat MTs yang menerapkan program akselerasi, yaitu MTs tempat sekolah teman saya. Seiring berjalannya waktu saya sudah tidak asing ketika mendengar kata akselerasi itu. 

Pada awal saya masuk Madrasah Aliyah juga demikian. Saat masa orientasi atau di MA biasa disebut Masa Ta'aruf Siswa Madrasah (Matsama) ada dua teman yang satu regu dengan saya dipanggil oleh bidang kesiswaan. 

Setelah mereka menemui bidang kesiswaan, ternyata mereka diberi tawaran untuk mengikuti kelas akselerasi. Mereka juga dapat menyelesaikan studinya lebih cepat, sehingga pada waktu itu jenjang kelasnya menjadi lebih tinggi satu tahun di atas saya. Lantas apa makna dari akselerasi? 

Akselerasi merupakan sebuah program percepatan belajar dalam pendidikan dikhususkan untuk siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa sehingga mereka dapat menyelesaikan studinya lebih cepat dari waktu yang seharusnya. 

Misal, bangku SMA yang harusnya selesai dalam waktu tiga tahun, tetapi anak yang bergabung pada kelas akselerasi dapat menyelesaikannya dengan waktu dua tahun saja. 

Kemudian mereka dapat melanjutkan serta memenuhi kebutuhan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya. Anak dengan kemampuan dan kecerdasan luar biasa ini artinya mereka memiliki sebuah bakat maupun potensi yang harus dikembangkan secara optimal. 

Seperti yang tertuang dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989 bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh pendidikan khusus untuk mengembangkan potensi anak-anak tersebut secara optimal. 

Anak Berbakat

Anak berbakat yaitu mereka yang diketahui sebagai anak atau peserta didik yang telah mencapai prestasi memuaskan. Anak berbakat juga memiliki kemampuan dan intelektual yang begitu berfunsgi pada tingkat kecerdasan, kreativitas yang memadai, dan ketertarikan pada tugas yang terbilang positif. Bakat ini sering dikaitkan dengan inteligensi, kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas. 

  • Inteligensi: inteligensi atau intelligence quotient yang tinggi erat kaitannya dengan bakat dan kreativitas. Pembahasan ini sering terjadi di kalangan para ilmuwan. Menurut Alfred Binet inteligensi merupakan kemampuan untuk menilai, memahami, dan mempertimbangkan. Seseorang yang memiliki skor IQ superior dianggap sangat berbakat (highly intelligence), oleh sebab itu inteligensi begitu penting dalam tingkat bakat seseorang.
  • Kreativitas: kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menciptakan sesuatu yang baru. Sebenarnya tidak semua harus baru, bisa jadi perpaduan dengan unsur bekas yang menghasilkan karya baru. Munandar (1985: 47) dalam Abdul Latif Syafwan, dkk (2021: 37) menuturkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Kreativitas yang dimiliki seseorang muncul sebagai hasil pemikiran yang berupa ilmu pengetahuan, teknologi, dan karya lainnya. Hal tersebut tidak memandang jenis kelamin, usia, suku, maupun budaya tertentu. 
  • Tanggung Jawab Terhadap Tugas: anak yang berbakat akan bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya. Ia memiliki komitmen kuat dalam dirinya terhadap tugas yang harus dikerjakan. Dorongan atau motivasi untuk mencari jalan keluar ketika banyak rintangan yang menghadang dalam proses penyelesaian tugas. Tujuan dari semua itu adalah hasil yang memuaskan dan mampu untuk dipertanggung jawabkan. Jika mengalami kesulitan, maka akan mencari alternatif lain dengan cara bertanya, atau mencari jawaban dari beberapa sudut untuk pemecahan masalah yang tepat. 

Anak berbakat memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang dapat kita ketahui. Berikut ini adalah beberapa karakteristik anak berbakat: 

  1. Karakteristik Kognitif: perkembangan kognitif berhubungan dengan bagaimana seseorang mengetahui atau tentang pemahamannya terhadap pengalaman dan integrasinya dengan lingkungan. Oleh karena itu, karakteristik kognitif antara lain:
    - Membutuhkan informasi yang lebih banyak
    - Daya ingatnya istimewa
    - Minat dan rasa ingin tahunya kuat
    - Kapasitas yang tinggi dalam melihat
    - Ide-ide yang dimunculkan orisinil
    - Intensitas (tujuan) terarah
  2. Karakteristik Afektif: tingkat perkembangan kognitif yang tinggi pada seseorang anak tidak menjamin perkembangan afektifnya juga tinggi. Oleh sebab itu pendidikan harus memberikan peluang pemilihan pengetahuan emosional guna mengembangkan perkembangan afektifnya. Berikut adalah karakteristiknya:
    - Kepekaan khusus terhadap perasaan orang lain
    - Rasa humor yang tinggi atau tajam
    - Kesadaran diri tinggi, disertai dengan perasaan berbeda
    - Idealisme dan rasa adil tampak pada usia dini
    - Harapan yang tinggi akan diri sendiri dan orang lain 
  3. Karakteristik Sosial: anak berbakat membutuhkan peluang dari lingkungan sekitarnya untuk dapat memenuhi harapan mereka dan tidak mengorbankan kebutuhan. Anak berbakat juga tidak mengabaikan peran sosial mereka. Karakteristiknya antara lain:
    - Termotivasi oleh kebutuhan untuk aktualisasi diri
    - Kapasitas lanjutan kognitif dan afektif dalam mengonsetualisasikan
    - Memecahkan masalah yang ada di sekitarnya
    - Kepemimpinan
    - Keterlibatan dengan kebutuhan orang di sekitarnya (kebenaran, keadilan, dan keindahan). 

Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa anak berbakat memiliki kesempatan khusus pada bangku sekolah. Salah satunya adalah adanya program akselerasi pada sebuah pendidikan. Hal ini agar anak mampu mengembangkan potensinya secara optimal. 

Sekian, semoga bermanfaat, salam hangat!

Referensi: 

Syafwan, Abdul Latif, dkk. 2021. Teori dan Konsep Anak Berbakat. ITTIHAD, Vol. V, No. 1, Halaman 35-40

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun