Mohon tunggu...
Rofidah Nur F
Rofidah Nur F Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PIAUD UIN Malang

Dipaksa, terpaksa, terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Kiko Si Anak Merpati

12 Oktober 2021   12:42 Diperbarui: 12 Oktober 2021   12:46 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: wallpaperbetter.com

"Kiko...Kiko!!!" teriak ayah Kiko sepulang dari mencari makan. "Ke mana perginya Kiko ya?" Ayah Kiko menggerutu sendiri, ia sudah mengitari sekitar rumah pohon tetapi Kiko tak kunjung ketemu. 

Ayah Kiko mulai khawatir akan keberadaan Kiko. Ia takut kejadian yang menimpa istrinya juga terjadi pada anak satu-satunya. Akhirnya ayah Kiko memutuskan istirahat dahulu dan melanjutkan mencari Kiko esok pagi.

Sinar matahari pagi mengintip dari celah-celah gubuk milik Pak Roki. Kiko segera bangun dan menengok keluar, terlihat Pak Roki dan Loly sudah menyiapkan sarapan. 

"Mari kita sarapan Kiko, setelah ini kami antar kamu untuk menyusuri jalan menuju rumahmu," ajak Pak Roki dan Loly. Dengan lahapnya Kiko menyantap makanan yang sudah dihidangkan oleh Pak Roki. Tak lama kemudian Pak Roki dan Loly bersiap-siap untuk mengantar Kiko. Mereka pun menyusuri jalan untuk keluar dari hutan.

Ayah Kiko yang sudah bersiap sejak pagi tak sabar untuk segera keluar dari rumah pohon dan mencari Kiko. Di tengah perjalanan ia merasa lelah sehingga memilih istirahat sejenak di tepi sungai yang begitu jernih. 

Tidak disangka dari kejauhan ternyata ada kawanan rusa yang mengintai ayah Kiko. Ayah Kiko merasa ada yang mengawasinya. Ketika ia menoleh ke belakang ternyata kawanan rusa tersebut sudah lima langkah di belakangnya. Ayah Kiko ingin kabur, tetapi salah satu rusa itu menerkam ekornya. Namun ayah Kiko sangat gesit sehingga ia bisa lolos dan terbang secepat mungkin.

"Kiko, Kiko!!!'' Dalam perjalannya Kiko mendengar lirih suara itu. Tak lama kemudian Kiko melihat ayahnya melintas di antara semak-semak yang ada di hutan. "Ayah!!!" teriak Kiko spontan. 

Ayah Kiko bergegas menghampiri Kiko dan memeluk erat buah hatinya tersebut. Kiko dan ayahnya merasa senang dan sangat berterima kasih kepada Pak Roki dan Loly. Mereka juga berjanji akan tetap menjalin hubungan persaudaraan.

-TAMAT-

Pesan Moral: Dari kisah di atas dapat dipetik amanatnya bahwa orang tua akan menyayangi dan melakukan apapun demi anaknya, walaupun nyawa taruhannya. Kemudian sebagai manusia alangkah baiknya kita menghindari perilaku berburuk sangka (su'udzan) dengan orang lain. Ubah semua itu dengan prasangka baik (husnudzan). Serta biasakan berbuat baik kepada sesama, seperti tolong-menolong, toleransi, dsb.

Biodata Narasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun