Mohon tunggu...
Rofidah Nur F
Rofidah Nur F Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PIAUD UIN Malang

Dipaksa, terpaksa, terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Rangkul Anak Bagaimanapun Temperamennya

29 September 2021   20:37 Diperbarui: 29 September 2021   21:15 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pandanglah anak anda dengan penuh kasih sayang. Hal ini akan membuat selalu yakin dan percaya diri ketika berada di lingkungan sekitar" -ESQ Team

Di suatu sudut halaman TK nampak sekumpulan ibu-ibu yang sedang menunggu anaknya keluar dari kelas. Percakapan ngalor-ngidul rupanya saling bersahutan antar mereka. 

Terdapat pula salah seorang ibu yang berbagi cerita tentang pola tidur anaknya tidak teratur, sulitnya ia beradaptasi dengan orang asing, bahkan soal makanan pun ia pilih-pilih. Kemudian ada yang menanggapi bahwa hal yang seperti itu berkaitan dengan temperamen sang anak. 

Apa itu temperamen? 

Apabila mendengar kata temperamen mungkin yang terlintas dalam benak kita adalah tentang sebuah kemarahan. Padahal makna dari temperamen sebenarnya tidak hanya soal marah. 

Melainkan tentang bagaimana seseorang bertingkah laku atau mungkin gaya perilaku manusia dan cara khasnya memberikan tanggapan terhadap orang maupun situasi. 

Adapun definisi temperamen yang dikemukakan oleh Alport, yakni temperamen merupakan salah satu jenis sifat emosi yang dimiliki oleh seorang individu, reaksi atas rangsangan emosi, kecepatan merespon sesuatu, dan suasana hati. Gejala tersebut tergantung pada diri seseorang dan dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan. 

Berdasarkan peristiwa yang saya paparkan di awal tadi ternyata terdapat tiga pola temperamen (Chess & Thomas, 1984), yaitu:

  1. Easy Child (Anak Mudah) 
    Ciri-ciri anak dengan temperamen ini adalah dapat merespon baik dengan hal baru dan perubahan, mudah beradaptasi dengan suasana baru, dan apabila frustrasi ia hanya sedikit rewel. 
  2. Difficult Child (Anak Sulit) 
    Anak dengan temperamen ini memiliki ciri-ciri seperti mood intens dan sering negatif, tidur dan makan yang tidak teratur, tidak memberi respon terhadap hal baru, lambat menerima makanan baru, serta apabila frustrasi ia akan sangat rewel.
  3. Slow to warm up (Anak Lambat) 
    Ciri-ciri yang pertama pada anak dengan temperamen ini adalah ia akan bereaksi halus baik positif atau negatif, kemudian ia akan lambat dalam hal memberikan respon terhadap hal baru, intensitas tidur dan makannya di antara anak sulit dan mudah. Selain itu anak akan bertahap dalam menyukai stimuli baru setelah berkali-kali dikenalkan.

Dilansir dari cantik.tempo.co Saskhya Aulia Prima, seorang psikolog klinis anak menuturkan bagi para orang tua dengan anak bertemperamen difficult tidak perlu berkecil hati. Menurutnya, setiap tipe temperamen memiliki sisi positif dan negatifnya. 

Menurut definisi temperamen yang merupakan salah satu jenis sifat emosi yang dimiliki seorang individu, maka setiap orang pasti memiliki temperamen yang berbeda-beda dalam menyikapi situasi. 

Dewasa ini di antara kita mungkin sering menjumpai orang yang dalam bahasa Jawanya disebut gupuh. Tidak jauh-jauh, saya ambil contoh diri saya sendiri. Ketika awal masuk semester satu di bangku perkuliahan setiap harinya saya merasa dikejutkan dengan adanya tugas yang begitu banyak. 

Selalu gupuh sebab merasa dikejar dateline. 

Belum lagi ketika sedang mendiskusikan materi dengan beberapa teman dan banyak muncul opini yang berbeda. Seketika itu saya merasa terpengaruh dengan opini yang ada serta gupuh yang selalu mengiringi pikiran saya. 

Ternyata hal seperti ini merupakan salah satu jenis temperamen. By the way, ada berapa sih jenis temperamen itu? 

Jenis Temperamen

  • Sanguinis: sifat dasar sanguinis ini seseorang dapat dengan mudah menerima pengaruh dari luar dan langsung masuk ke dalam pikiran dan perasaan. Sehingga membuat ia akan menampakkan respon yang meledak-ledak. Hal tersebut karena sanguinis lebih mengedepankan persaan daripada pikiran dalam menentukan sebuah keputusan. Dengan kata lain sanguinis bisa diibaratkan sebagai sumbu pendek. 
  • Kolerik: sifat dasar yang dimiliki ialah kemauan yang keras atau ambisius. Seorang kolerik akan menempatkan dirinya sebagai seorang pemimpin yang dominan, tidak mempedulikan orang lain, dan sikap empati sangat sulit diekspresikan. Dia akan terus mendorong orang di sekitarnya untuk terus maju.
  • Melankolis: sifat dasar melankolis adalah sangat sensitif yang membuat ia mudah emosi dalam keadaan apapun. Ditambah dengan sifat perfeksionisnya yang akan menambah tingkat sensitif melankolis. Ketika terdapat masalah yang berat dia bisa berubah menjadi sosok yang murung dan depresi pada masa itu semua sifatnya akan berubah. 
  • Phlegmatis: jenis ini memliki sifat bawaan yang tenang dan mudah meredam amarah. Ketika terdapat permasalahan akan memilih diam dan dingin. Tempramen jenis ini merupakan salah satu jenis tempramen yang palaing pandai mengatur emosi sehingga tidak mudah meledak-ledak. 

Itulah tiga pola temperamen pada anak dan beberapa jenis temperamen yang ada pada setiap individu. Bagi orang tua alangkah baiknya mengetahui temperamen anak sejak dini. 

Hal ini bisa dilihat ketika anak berusia 12 bulan, yakni ketika anak mulai mengenal orang selain anggota keluarganya. Temperamen ini kelak menjadi inti dari perkembangan kepribadian setiap anak, maka orang tua perlu menerapkan pola asuh yang sesuai dengan temperamen anak. 

Semoga sedikit dari saya dapat bermanfaat bagi teman-teman pembaca!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun