Mohon tunggu...
Rofidah Nur F
Rofidah Nur F Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PIAUD UIN Malang

Dipaksa, terpaksa, terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

"Aku Punya Ide!" Kalimat Terkait Perkembangan Otak Anak

11 April 2021   22:49 Diperbarui: 11 April 2021   22:53 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: m.lifeztyle.id

Perkembangan berorientasi pada pembentukan otak seorang anak

Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua kata yang sering kita jumpai bergandengan. Namun, tahukah teman-teman? pertumbuhan dan perkembangan ini memiliki makna berbeda loh... 

Pertumbuhan berbicara tentang fisik yang meliputi, berat badan, tinggi badan serta lingkar kepala yang sesuai dengan kurva pertumbuhan. Biasanya, kita dapat mengetahui pertumbuhan pada anak melalui penimbangan rutin setiap satu bulan sekali di Posyandu. Setelah penimbangan dilakukan, kemudian petugas akan mencatat hasilnya pada Kartu Menuju Sehat (KMS), sehingga terlihat kurva pertumbuhan anak tersebut apakah meningkat atau menurun. 

Sedangkan perkembangan berorientasi pada pembentukan otak seorang anak. Kita ketahui sistem saraf dan otak bayi mengalami perkembangan sejak berbentuk janin dalam kandungan. Perkembangan otak ini dapat diketahui dari perkembangan gerak kasar-halus, berbicara dan berbahasa, interaksi sosial dan kecerdasan, serta bayi lahir yang belum bisa apa-apa hingga usia balita yang mulai pandai berlari, melompat dan berkomunikasi.

Pada tulisan kali ini saya akan membahas tentang bagaimana perkembangan otak pada tahun pertama kelahiran? Namun, sebelum itu saya akan sedikit bercerita. Sore tadi saya sambat tipis-tipis pada ibu saya, saya mengatakan bahwa saya belum punya ide untuk menulis artikel tentang tema yang sudah saya sebutkan tadi. Lalu saya dikejutkan dengan jawaban ibu saya. "Tumben, biasanya sudah ada ide", awalnya saya hanya tersenyum. "Aku punya ide!, hehehe", tambah ibu. 

Seketika saya teringat pada masa kecil saya. Jadi, saat usia balita secara tiba-tiba saya sering melontarkan kalimat "aku punya ide", entah atas dasar apa kalimat itu terlontar, apakah hanya sekedar mengucap atau memang benar-benar mempunyai sebuah ide yang terlintas di pikiran? saya juga sedikit lupa tentang itu. Namun, yang akan saya kaitkan dengan tema tadi adalah otak anak akan mengalami perkembangan yang pesat pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). 

Baiklah, mari kita mengulik tentang perkembangan otak pada tahun pertama kelahiran. Pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) merupakan tahap yang begitu penting bagi tumbuh kembang anak. Ukuran otak anak bayi newborn adalah 1/4 otak orang dewasa, dan volume otak saat itu sudah mencapai 50% otak orang dewasa, kemudian ketika usia 2 tahun volume otak menjadi 80% otak orang dewasa. Dapat dipastikan pada 1000 HPK ini otak mengalami percepatan dalam perkembangannya. Oleh karena itu, dibutuhkan nutrisi yang cukup serta lingkungan yan sesuai/ ideal. Pada masa ini pula terdapat beberapa hal yang rentan terjadi, antara lain:

  • Kekurangan nutrisi, baik pada ibu hamil, bayi, dan balita.
  • Infeksi yang terjadi pada saat hamil ataupun bayi hingga balita.
  • Kebiasaan buruk ibu hamil, seperti rokok dan narkoba.
  • Stress pada ibu hamil.
  • Penyakit yang dialami ibu saat masa kehamilan, seperti hipertensi, diabetes, asma, dll
  • Masalah dalam proses persalinan.
  • Kelahiran prematur.
  • Kelainan bawaan.

Adapun yang terjadi pada 1000 HPK, yakni:

1. Masa kehamilan
Pada masa kehamilan ini terjadi sebagian besar perkembangan otak yang diawalai dari masa pembuahan sel telur oleh sel sperma. Pada masa ini pula berlangsung pembentukan saraf tulang belakang, otak besar, otak kecil, serta pembagian otak kanan dan kiri, pembentukan wajah, peningkatan jumlah sel saraf dan perkembangan fungsinya, penempatan sel saraf di otak sesuai dengan fungsinya, pembentukkan sinaps dan mielin, serta koneksi antar sel saraf. 

2. Setelah lahir hingga usia 2 tahun
Setelah bayi lahir yang terjadi masih sama, yaitu pembentukan sinaps, mielin, dan koneksi antar sel saraf. Namun, selain itu juga terjadi kematian sel saraf yang tidak terpakai. Proses-proses tersebut berlangsung begitu cepat, pastinya memerlukan nutrisi serta stimulasi dan lingkungan yang optimal. Proses tersebut dapat dilihat dari bertambahnya volume otak sejak lahir, yaitu 30%. 

Dilansir dari laman www.haibunda.com stimulasi pada anak dikaitkan dengan kondisi saraf di otaknya. Dalam otak anak terdapat sambungan saraf yang disebut sinaps dan selubung mielin. Sinaps dan selubung mielin ini harus tetap dipertahankan agar otak mampu bekerja dengan baik. Sinaps pada anak usia 2 tahun akan full atau penuh. Sedangkan pada bayi yang baru lahir sinaps sedikit sekali. Perlu diketahui bahwa ketika memasuki usai 2 tahun, sinaps akan penuh dan setelah itu menjadi hancur atau berkurang. 

Maka, perlu diberikan stimulasi dan nutrisi agar tidak berkurang banyak. Seperti dikatakan Suyanto (2005) dalam Hazhira Qudsyi (2010) jumlah hubungan antar sel syaraf otak sangat ditentukan oleh rangsangan dan makanan. Memberikan rangsangan pada anak sesuai dengan fungsi inderanya sangat penting untuk pertumbuhan hubungan antar sel syaraf otak. Oleh karena itu, menstimulasi anak sangat diperlukan bagi proses perkembangan sistem saraf di otaknya. Berikut ini adalah beberapa stimulasi sentuhan yang dapat dilakukan orang tua pada sang anak:

1. Memeluk atau mengayun anak
2. Facilitates tucking (kaki dan tangan bayi ditekuk, sehingga bayi merasa nyaman dan tidak nyeri).
3. Memijat bayi
4. Skin to skin
5. Metode bayi kanguru

Hasil sebuah riset mengatakan bahwa sentuhan dapat membantu perkembangan bagian amigdala, yakni bagian otak yang mengatur emosi, memori dan aktivasi saraf simpatis. Perlu diperhatikan juga stimulasi ini alangkah baiknya melibatkan orang tua, saudara, orang terdekat anak, dan lingkungan sekitar. Namun, yang paling utama adalah stimulasi dari sang ibu sendiri. Selain itu, dukungan yang berkelanjutan sangat diperlukan. Apabila tidak mendapat support dengan baik, maka pengaruh positif stimulasi akan berkurang. 

Sekian, semoga bermanfaat bagi teman-teman!

Referensi: 

Qudsyi, Hazhira. 2010. Optimalisasi Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran yang Berbasis Perkembangan Otak. Buletin Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Volume 18, NO. 2, Halaman 91 -- 111  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun