Besarnya alokasi anggaran untuk penyelenggaraan pemilu tentunya bisa berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap perekonomian. Dampak langsungnya berupa peningkatan konsumsi pemerintah, kemudian dampak secara tidak langsungnya berupa adanya penambahan pendapatan masyarakat sebagai akibat dari kegiatan kampanye dalam pemilu. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal, Abdurohman, memperkirakan bahwa konsumsi belanja pemerintah dari pemilu terhadap PDB diperkirakan naik 0,75 persen pada 2023 dan 1 persen pada 2024. Sehingga, kegiatan pemilu akan mendorong peningkatan konsumsi masyarakat.
Selanjutnya, dalam laporan kuartal volume 1 tahun 2014, RPM FEB UI menjelaskan bahwa proses  pemilu pada saat itu berpengaruh terhadap uang yang beredar. Namun, hanya bernilai signifikan pada estimasi data kuartal. Oleh karena itu, pemilu terbukti dapat menambah jumlah uang yang beredar selama kuartal menjelang pemilu dan saat pemilu, tetapi kemudian bernilai negatif pada periode setelah pemilu. Sementara itu, dalam bidang investasi, pemilihan umum memiliki dampak terhadap iklim investasi. Jika dilihat dari IHSG, pemilu memiliki pengaruh negatif terhadap IHSG pada bulan-bulan sebelum dilaksanakannya pemilu. Selanjutnya indeks ini terlihat kembali meningkat sekitar sebulan setelah pemilu.
Kesimpulan
Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia adalah peristiwa politik dengan dampak yang besar terhadap berbagai aspek ekonomi. Sistem majority voting yang digunakan dalam pemilihan presiden dan kepala daerah memastikan bahwa pemenang memiliki dukungan mayoritas, memberikan legitimasi yang kuat kepada kandidat terpilih, mendorong pembentukan koalisi yang luas, dan menjamin kepastian hasil pemilu. Keunggulan sistem ini yaitu stabilitas politik, peningkatan kepercayaan publik, dan penguatan kesatuan nasional. Namun, tantangan seperti biaya tambahan, risiko polarisasi politik, dan representasi minoritas perlu dikelola dengan baik.
Di sisi ekonomi, pemilu memiliki dampak signifikan melalui peningkatan konsumsi masyarakat dan belanja pemerintah. Anggaran besar yang dialokasikan untuk kebutuhan logistik dan kampanye menggairahkan sektor produksi dan distribusi, serta meningkatkan permintaan terhadap berbagai produk dan jasa. Kegiatan pemilu juga berkontribusi terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan peningkatan pendapatan nasional.Â
Pada pemilu 2024, anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 71,3 triliun diperkirakan akan meningkatkan konsumsi belanja pemerintah dan konsumsi masyarakat, berdampak positif pada sektor-sektor utama seperti makanan, minuman, logistik, transportasi, dan pakaian. Penelitian menunjukkan bahwa pemilu mempengaruhi uang yang beredar dan investasi, dengan peningkatan signifikan selama periode menjelang dan saat pemilu, serta fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali stabil pascapemilu.
Secara keseluruhan, pemilu di Indonesia membawa dampak ekonomi yang kompleks, baik langsung maupun tidak langsung. Sistem majority voting memberikan dasar yang kuat bagi legitimasi politik, sementara aktivitas ekonomi yang meningkat selama pemilu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Dengan pengelolaan yang tepat, tantangan yang ada dapat diminimalkan, memastikan bahwa pemilu tetap menjadi pilar penting dalam pembangunan demokrasi dan ekonomi di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H