Manusia diciptakan Tuhan menjadi dua dimensi, yaitu dimensi fisik dan jiwa. Meminjam istilah dalam pelajaran olahraga saat SD dulu, yaitu jiwa dan raga, seperti itulah komposisi tubuh manusia. Pada tulisan kali ini akan dibahas bagaimana cara merawat dimensi jiwa, terutama ketika kita mulai kehilangan semangat dan gairah hidup.
Manusia adalah makhluk yang unik. Mengapa demikian? Karena manusia adalah makhluk biologis, psikologis, sosial-kultural dan spiritual. Sebelumnya mari kita sepakat untuk menyingkat istilah tadi dengan bio-psiko-sosio-spiritual.
Seperti sebuah sistem yang diciptakan dengan kompleks, begitulah keadaan kita. Sedemikian kompleksnya sehingga apabila ada satu saja bagian yang mengalami kerusakan, pasti akan mempengaruhi fungsi sistem yang lain. Apabila kerusakan di salah satu unsur tadi tidak segera diperbaiki maka bisa saja merusak sistem tadi.
Termasuk semangat. Semangat adalah salah satu bagian dari kebutuhan psikologis manusia. Semangat bagaikan sebuah mesin pompa yang menggerakkan kita mencapai tujuan hidup, baik dalam skala kecil maupun skala besar. Tanpa semangat, kita akan menjadi tidak bergairah. Jika sudah tidak ada lagi gairah bisa dipastikan kita akan menjadi manusia yang useless.
Saya jadi teringat kisah Sang Pembuat Jejak, Mas Danang A.Prabowo, Mahasiswa IPB yang berhasil mewujudkan 100 mimpi-mimpi ajaibnya. Saya percaya, ketika beliau pertama kali menulis semua mimpi-mimpi itu, beliau sedang membuat tujuan hidupnya, masa depannya. Lalu semuanya itu berhasil dieksekusi berkat semangatnya yang membara, semangat merealisasi mimpi. Tentu saja dengan usaha yang keras dan doa yang tak pernah dilepas.
Lantas, bagaimana jadinya jika di tengah proses mewujudkan 100 mimpi tadi Mas Danang kehilangan semangat? Ya, saya amat yakin dia tidak akan terkenal sebagai Sang Pembuat Jejak seperti sekarang. Kita tidak akan melihat video motivasinya di youtube, dalam kajian-kajian di sekolah dan seminar motivasi. I'm sure!
Tapi apakah beliau tidak pernah mengalami patah semangat, galau, futur dan sebangsanya? Tentu saja pernah, namanya juga manusia. Semangat yang dimilikinya pun ibarat roda berputar, kadang di atas kadang di bawah. Kadang membara, tak jarang loyo. Namun ketika beliau tahu bahwa semangatnya mulai menipis, beliau pasti akan mencari sesuatu yang bernama motivasi.
Ya, motivasi. Motivasi layaknya suplemen bagi jiwa dan pasangan yang tepat bagi semangat. Ketika dua unsur tadi bertemu, bummmmmm! maka jadilah dia berwujud action. Motivasi yang saya maksud di sini bisa berasal dari dalam diri (self-motivation) maupun dari orang lain (external motivation), atau bahkan dari benda mati dan sesuatu yang tidak penting di sekitar kita.
Kembali kepada kisah Mas Danang tadi, saya rasa self-motivation-nya begitu besar. Mungkin beliau ingin membahagiakan kedua orang tuanya sehingga mati-matian mewujudkan mimpi-mimpi tersebut. Selain itu, saya percaya lingkungan sekitar Mas Danang yang baik juga berperan aktif dalam terwujudnya 100 mimpi tadi. Lingkungan yang baik (sahabat, guru, komunitas, dll) akan menyediakan tempat tumbuh yang kondusif.
Dengan kondusifnya lingkungan tadi sehingga beliau mendapat banyak alasan "mengapa saya harus mewujudkan mimpi-mimpi ini". Itulah yang disebut external motivation. Beliau akan memanfaatkan keberadaan mereka untuk me-recharge semangatnya kala mulai kendur.
Maka tak heran jika Tuhan menyuruh kita untuk berkawan dengan penjual parfum, tak lain dan tak bukan adalah agar kita ikut terkena wanginya.
Tapi tetap saja, motivasi yang terbaik dan paling ampuh untuk membangkitkan semangat adalah yang berasal dari diri kita. Percuma jika kita dikelilingi orang hebat, jika kita tidak berniat menjadi hebat bersama mereka. Sama saja seperti cinta bertepuk sebelah tangan bukan? Tidak akan ketemu. Tidak akan memberikan efek apa-apa.
Jadi kawan, mulailah untuk menjadi motivator terbaik bagi diri Anda. Sehebat apapun trainer, motivator, kata-kata mutiara, mereka masih kalah jauh dengan Anda dalam hal melecutkan semangat hidup. Mereka ada hanya untuk melecut semangat kita 10%, sisanya dalah eksekusi dari diri kita.
Be fire-full, be great! :))
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H