Jikapun berbondong-bondong mengambil cash tidak akan berpengaruh dibandingkan dengan pemilik rekening yang diatas 5 M. Para konglomerat ini berpikir dari dua sisi untuk mempertahankan atau menambah modalnya, yaitu dari faktor keuntungan dan resiko.
Jika pada titik tertentu 2023 memutuskan untuk mengalihkan uangnya ke Luar Negeri jelas akan terguncang dan terimbas resesi. Berharap masih ada rasa Nasionalisme mereka untuk tetap menahan uangnya di dalam negeri, mempertimbangkan lagi jikapun ditarik keluar apakah keuntungannya juga sepadan dengan dampak nasional.
Data berikutnya pada per-akhir Juni 2022 Kredit kepada pihak ketiga mencapai Rp.6.176,68T dan dana Pihak ketiga mencapai Rp.7.602,30T dengan Loan to deposit Ratio (LDR) mencapai 81,25 % pada bank umum. Artinya LDR memang meningkat namun belum pulih, meski laju kredit mulai positif tahun 2021.
Dari ulasan berdasarkan analisis data maka dapat disimpulkan prakiraan Ekonomi Indonesia dalam bersiap menghadapi Resesi 2023 antara lain :
1.Ekonomi global akan dilanda resesi dan makin banyak ketidakpastian dalam dinamikanya (pasar uang/ modal, harga komoditas , dll)
2.Ekonomi Indonesia sementara ini diperkirakan terdampak tidak besar atau kemungkinan tidak resesi (dalam definisi teknis) artinya memang bukan kondisi yang terbaik karena fundamental ekonomi masih belum kuat dan masih rentan.
3.Ancaman ekonomi Indonesia yang paling besar pada moneter (termasuk pelemahan kurs) Â dan arus modal keluar
4.Tantangan terbesar  masalah ketenagakerjaan dan daya beli
5.Pemerintah kondisinya makin terbatas dalam kemampuannya untuk membantu atau bermanuver kebijakan, karena secara umum kondisi fiskalnya tidak kuat
6.Resesi bahkan krisis ini dapat dipicu soal moneter, arus modal keluar dan kondisi politik yang tidak stabil (country Risk meningkat )
Masyarakat secara umum dengan jumlah rekening yang tidak seberapa ini, untuk tetap bertahan menghadapi resesi global 3023 dengan modal sosial yang sudah ada di bangsa ini  yaitu gotong royong dan saling membantu. Menguatkan kembali solidaritas tanpa batas, pada saat pandemi dulu ada gerakan cantelan, berbagi dan sebagainya, peduli tetangga dan sekitar apalagi terdampak PHK.
Modal sosial lainnya dengan Bhineka Tunggal Ika, masyarakat plural mempunyai toleransi yang tinggi, mungkin ribut dan perang hanya dimedsos tetapi realitasnya kita saling menghormati. Berharap kestabilan politik tidak terjebak pada kutub polarisasi. Isu SARA sebagai modal politik Identitas berganti paradigma berlomba dengan ide gagasan, visi dan bukti program yang baik. Para konglomerat yang selama ini hidup di Nusantara tergugah Nasionalismenya untuk tetap mempertahankan cuannya di dalam negeri.
Artikel ini dimuat juga di platform www.nongkrong.co
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI