Mohon tunggu...
Alam Raya
Alam Raya Mohon Tunggu... Freelancer - Just Human

Pernah belajar spasial dan lingkungan tinggal di Jawa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mbak Sri, Berambange Larang

3 Agustus 2016   12:53 Diperbarui: 3 Agustus 2016   12:59 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi - pagi tadi sudah dapat sharing teman, harga berambang Rp. 60.000, Bayam Rp 20.000 seikat, ternyata bahan pangan merangkak naik harga. Telur, Ikan, Sayur mayur. Ini bulan Agustus, Bulan kemerdekaan, Lebaran sudah lewat, Natal tahun baru masih 3 bulan lagi, apalagi tim ekonomi yang ngurusi dagang, industri bahkan uang sudah diganti. Kenapa harga masih merangkak naik?

Mengamati apa yang terjadi bukan disebabkan oleh para mafia perdagangan dari hulu dan hilir, belum terdengar ada yang menimbun sana sini, mungkin sayur atau telur kalo ditimbun cepat busuk ya....
Penyebabnya karena Mbak La nina, perubahan iklim, muncul makhluk serangga berupa hama yang merusak hasil panen.

Saya yakin komoditas pertanian jika dihadapkan dengan perubahan iklim ini, se - tangguh Mbak Sri ndak bisa menyentuh. kalo boleh ditebak, biarkan berambang tetap mahal, toh tinggal siapkan regulasi bisa mendatangkan berton - ton dari Malaysia atau india. Sama seperti rumus mahalnya daging sapi. Daging Sapi mahal bisa impor daging yang beku. Harga bisa Rp.80.000,- saja /kg.

Telur mahal, daging ayam mahal karena pakannya mahal, jagung juga perlu ditanam dan perlu waktu untuk panen. Bisakah kebijakan ekonomi berbasis perubahan iklim, kebijakan pertanian berdasarkan perubahan iklim. Sekarang banjir, tanaman menjadi membusuk, besok lagi kemarau tanaman kering kerontang, biji tak mau tumbuh.

Pangan dan pertanian adalah kebutuhan dasar, jika keperpihakan pada sektor ini tidak serius maka dengan mudah rakyat akan berteriak. Apalagi struktur anggaran yang masih perlu dirasionalisasikan untuk belanja pegawai, untuk proyek- proyek infrastuktur, untuk nyicil bunga utang, mana mungkin mikirin harga berambang, sayur mayur dan telur. Sepertinya kemandirian pangan perlu dibuat sebuah gerakan tingkat keluarga, tanamlah bawang, berambang, sayur mayur, pelihara ayam dan telur - telurnya, tanam lele di halaman depan, samping atau belakang, di rusun - rusun, sehingga kenaikan harga pangan tidak terlalu mengganggumu.

Mbak Sri bali tumbas terasi, menyang maneh tumbas bawang berambang, kangkung dan telur. Kalo ndak cukup uangnya, wis gpp maem sama terasi wae...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun