Mohon tunggu...
ROFI FASOLLINANDA
ROFI FASOLLINANDA Mohon Tunggu... Guru - Pesantren ب (Baitul Ahad)

Menulis, creator, Membuat Pesantren Futuristik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isyarat Melawan Bullying dalam Al-Quran

2 Agustus 2022   23:53 Diperbarui: 3 Agustus 2022   00:02 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kejahatan dan kebaikan tidak bisa dinafyikan adanya. Keduanya seperti berpasangan untuk keseimbangan. Kejahatan tidak akan hilang walau sudah ada "super hero" disetiap negara dibelahan dunia. Begitu juga dengan kebaikan tidak akan seratus persen tegak meski berjuta-juta orang jahat sudah masuk sel penjara. Hukum keseimbangan ini akan terus ada di dunia sampai dunia itu sendiri yang berakhir. Namun, hukum keseimbangan ini sangat bisa di minimalisir dan ditanggulangi meski tidak bisa dihapuskan. Dunia masih dikatan sehat jika hal-hal positif masih lebih banyak dari pada hal-hal negatif.

Seperti istilah kejahatan yang kita mengenalnya dengan "bullying". Sebenarnya adalah sebuah istilah baru untuk masa moderen namun didalamnya mengandung makna segala kejahatan-kejahatan yang sudah sejak dari dulu sekali terjadi, baik di Indonesia ataupun belahan bumi lainnya. Bullying adalah sebuah tindak kejahatan yang terjadi secara psikologi atau fisik dari seseorang yang merasa kuat atau superior kepada mereka yang dianggapnya lemah.

Fenomena bullying adalah sebuah fenomena yang tidak bisa dianggap remeh dan sepele. Banyak dampak buruk yang terjadi oleh karena kejahatan bullying. Seperti mengutip Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima pengaduan masyarakat terkait kasus perlindungan khusus anak tahun 2021 sebanyak 2.982 kasus. Dari jumlah tersebut, paling banyak atau 1.138 kasus anak yang dilaporkan sebagai korban kekerasan fisik dan atau psikis.  

Bukan saja data dari KPAI tentang kasus kekerasan, ada juga data yang diambil dari KEMENPPPA tentang kekerasan yang di input sejak bulan Januari 2022 sampai saat ini bahwa ada 13.583 jumlah kasus. (https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan) dari data diatas kita bisa menyadarinya betapa begitu memprihatinkannya keadaan yang tidak baik ini banyak terjadi. Tidak heran jika kasus bullying dianggap kasus serius ditengah-tengah masyarakat karena banyak yang berujung pada kematian. Maka siapapun kita harus berperan meminimalisir fenomena ini demi keberlangsungan hidup serta keseimbangan semesta dengan memperluas wawasan tentang bulyying dan menemukan cara-caranya untuk meminimalisir bullying ini. Salah satunya adalah menggunakan cara-cara penguatan nilai-nilai agama.

Pengertian Bullying

Kata Bullying berasal dari Bahasa Inggris yang didalam KBBI edisi ke-5 diartikan dengan perundungan atau mengganggu, mengusik terus menerus, dan menyusahkan. Sedangkan menurut beberapa para ahli tentang Bullying adalah sebagai berikut: 

Barbara Coloraso: Bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan secara berulang-ulang oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lemah, dilakukan dengan sengaja dengan tujuan menyakiti korbannya baik secara fisik ataupun emosional. (Barbara Coloroso, Stop Bullying (Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah Hingga SMU), (Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, 2007) 

Menurut American Psychiatric Association Bullying adalah perilaku yang dikarakteristikan dalam 3 kondisi:

  • perilaku negatis yang bertujuan merusak dan membahayakan
  • perilaku yang diulang selama jangka waktu tertentu
  • adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan dari pihak-pihak yang terlibat

Bentuk-bentuk Bullying

Menurut Barbara Coloraso ada tiga bentuk Bullying:

  • Verbal Bullying (Bullying secara lisan)

Kata-kata yang dijadikan alat untuk menyakiti, melukai, ,merusak, mengganggu orang lain. Terjadi baik orang dewasa ataupun anak-anak. Banyak sekali bentuk dari verbal bullying ini. Seperti, Memberi nama julukan, mengejek, meremehkan, kritikan yang kejam, fitnah secara personal, menghina ras, uacapan kasar, dan lain sebagainya.

  • Physical Bullying (Bullying fisik)

Bullying fisik merupakan bullying yang paling mudah terlihat karena berkenaan dengan fisik. Seperti, mencolek, mencubit, memukul, menendang, menggigit, meludahi, dan sebagainya. 

  • Relational Bullying (Bullying secara hubungan)

Bentuk bullying ini yang paling sulit untuk di deteksi karena relation bullying adalah pengurangan perasaan diri seseorang yang sistematis melalui pengabaian, pengisolasian, pengeluaran, penghindaran, dan sebagainya. 

Dampak Bullying

Masih menurut Coloraso bahwa dampak bullying dapat merugikan tidak hanya korbannya tetapi juga pelakunya. Mereka tidak dapat mengembangkan hubungan yang sehat, tidak cakap dalam memandang dari sudut perspektif yang berbeda, tidak berempati, dan mempengaruhi sikap sosial dimasa yang akan datang

Isyarat Meminimalisir Bullying Dalam Alquran

Berabad-abad silam (610 M) Alquran diturunkan dengan cara berangsur-angsur (114 Surah) selama masa Kenabian Nabi Muhammad SAW (-+23 tahun) sungguh telah membuktikan kemukjijatannya sebagai petunjuk sekaligus pedoman dalam kehidupan manusia. Seperti isyarat tentang pedoman fenomena verbal Bullying sudah ada dalam Alquran Surah Al-Hujrat Ayat 11:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Referensi : https://tafsirweb.com/9781-surat-al-hujurat-ayat-11.html)

Ayat ini memberikan pedoman untuk tidak berbuat atau berprilaku:

  • Merendahkan orang lain baik laki-laki maupun perempuan
  • Mencela
  • Memanggil dengan gelaran ejekan 

Perilaku yang diisyaratkan dilarang dalam ayat ini semuanya termasuk dalam kategori Bullying. Yang jelas memiliki dampak tidak baik dalam berkehidupan. Isyarat Bullying memang tidak bisa dihapuskan namun setidaknya siapa saja bisa ikut meminimalisirnya. Fenomena bullying, siapapun tidak bisa menghindarinya. Sikap seorang korban bullying bukan menghidar atau lari tidak terima akan tindakan itu. Sikap paling sederhana bagi si korban adalah menghadapinya karena dunia tidak selalu baik dan akan selalu berdampingan dengan kejahatan. 

Beberapa sikap untuk menghadapi bullying yang mengacu pada nilai-nilai agama Islam diantaranya adalah:

A. Sabar

Kenara definisi sabar itu sendiri adalah sikap menahan emosi atau keinginan yang bisa mendekatkan diri pada Allah. Seperti dalam QS. Al-Anfal ayat 46 yang mengatakan "Dan Bersabarlah kalian, karena Allah bersama dengan orang-orang yang sabar." Karena banyak sekali keutamaan sabar dalam pandangn Islam diantaranya adalah bersabar adalah ladang pahala yang tanpa batas, bersabar adalah karakter orang-orang mulia, dan lain sebagainya. Inilah sikap yang harus ditanamkan supaya jika terjadi pembullian tidak perlu menghindar.

B. Menanamkam kesadaran bahwa Bullying adalah salah satu Ujian Tuhan

C. Menghilangkan karakter superior dalam diri karena beriman

Karena adanya sikap merasa diri lebih baik dari orang lain merupakan sikap yang sesungguhnya sumber untuk tidak berkaca akan kenyataan kurangnya diri. Contoh, ketika ada verbal bullying "kamu pendek, kamu gendut, kamu buta, dan lain-lain" akan merasa terganggu jika tidak memang menyadari bahwa dirinya pendek, dirinya gendut, dan lain-lain. Akan menjadi hal yang bisa diterima ketika diri memang menyadari akan kekurangan diri dengan sikap tawadhu (rendah hati). Kata istilah jawa adalah nrimo legowo.  karena tahu semua yang diciptakan Allah adalah pemberiannya bukan sebuah kekurangan. Dalam makna lain bahwa ketika seseorang sudah beriman dengan baik maka akan menerima semua yang ditakdirkan kepadanya. Dihina ataupun di puji hakikatnya sama. Dihina tidak lantas menjadi hina, dipuji tidak lantas menjadi tinggi. 

Dari pembahasan diatas kita bisa berhipotesa bahwa tingginya kejahatan pada tatanan sosial masyarakat sangat dipengaruhi oleh sejauh mana setiap individunya beriman yang dengannya akan menjalani hidup dengan lifestyle beragama. Bahwa hidup bersama manusia akan baik jika hidup dengan Tuhannya baik. Bahwa konsep keamanan, ketentraman dan kesejahteraan masyarakat bisa makan buah-buahan yang melimpah yang diisyaratkan dalam doa nabi Ibrahim di ayat yang lain berjalan lurus dengan keimanan kepada Tuhannya.

terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun