Dari segi bahasa doa berarti permohonan (permintaa, harapan, pujian) kepada Tuhan. (https://kbbi.web.id/doa) ada ayat dalam literatur Islam tepatnya surah Al-Baqarah ayat 186 yang sangat berkaitan dengan doa:
(Segolonga orang-orang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW., "Apakah Tuhan kami dekat, maka kami akan berbisik kepada-Nya, atau apakah dia jauh, maka kami akan berseru kepada-Nya." Maka turunlah ayat ini. (Dan apabila hamba-hambaku menanyakan kepadamu tentang aku, maka sesungguhnya Aku Maha Dekat) kepada mereka dengan ilmu-Ku, beritahulah hal ini kepada mereka (Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa, jika ia berdoa kepada-Ku) sehingga ia dapat memperoleh apa yang dimohonkan. (Maka hendaklah mereka itu memenuhi pula perintah-Ku) dengan taat dan patuh (serta hendaklah mereka bariman) senantiasa iman (kepada-Ku supaya mereka berada dalam kebenaran.") atau petunjuk Allah. (https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-186#tafsir-jalalayn)
Doa adalah sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Sebuah alat yang ada dialam semesta guna menyampaikan semua harapan, permohonan,keinginan, dan pujian kepada-Nya.
Alat komunikasi untuk berinteraksi guna mengerti atas sebuah pesan satu sama lain antara manusia adalah bahasa. Antara doa dan bahasa akan sulit untuk dipisahkan karena doa itu sendiri adalah serangkaian dari susunan kata-kata untuk memanjatkan segala harapan, keinginan, dll.
Bersandar pada ayat ayat 186 surah Al-Baqarah ada sebuah interaksi saling jawab antara hamba dengan Tuhan, bahkan Tuhan memberikan semacam keyword agar segala pertanyaan, pesan, permohonan yang ingin dijawab seorang hamba harus menggunakan doa.
Ketika membahas alat, secara otomatis ada cara kerjanya (sistem). Menurut para ahli bahasa, bahasa adalah simbol-simbol yang bersifat arbiter (kesepakatan) dalam makna. Seperti simbol kata "atos" yang berarti "sudah" dalam bahasa Sunda sangat berbeda makna/arti dengan kata "atos" yang berarti "keras" dalam bahasa jawa.
Begitu pula dengan tekhnologi handphone yang secara mendasar menggunakan sistem memindahkan pesan baik suara maupun tulis dengan tanpa alat penghubung berupa kabel tetapi sebuah frekuensi, dari mulai frekuensi 2 MHz (0-G), 800 MHz (1-G), 1800 MHz (GSM/2-G), CDMA (3-G), 4G, dan sampai sekarang 5G. Menggunakan frekuensi, bahasa bisa sampai secara singkat.
Bukan berarti bahasa/suaranya itu pindah ketempat lain tetapi merubahnya menjadi sinyal listrik yang kemudian dipancarkan ke Base Tranceiver Station (BTS). Begitupun dengan pesan tulis, tulisan yang kita ketik saat mengirim pesan Whatsapp isalnya akan terkirim sebagai kode-kode program, yang ketika sampai akan dirubah ke dalam bentuk tulisan kembali.
Dalam ilmu bahasa ada yang namanya Fonologi yaitu suatu ilmu tentang perbendaharaan bunyi-bunyi (fonem) bahasa dan distribusinya. Sebuah kajian bahasa yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Jadi jelaslah bahwa bahasa itu adalah juga bunyi.
Sedangkan bunyi dalam ilmu fisika adalah getaran yang merambat sebagai gelombang akustik melalui media rambat seperti gas, cairan atau padat. Untuk lebih meyakinkan dalam mengintegrasikan bunyi dengan gelombang perlu memperdalam seorang tokoh fisikawan Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan pengiriman energi listrik dari dua titik (poin) tanpa kabel yang namanya diabadikan menjadi nama satuan frekuensi Hertz.
Berdasarkan rentang frekuensinya, gelombang bunyi dibedakan menjadi:
- Infrasonik, gelombang bunyi yang memiliki frekuensi <20Hz
- Audiosonik, gelombang bunyi yang memiliki frekuensi 20-20.000Hz (gelombang ini yang mampu didengar oleh telinga manusia)
- Ultrasonik, gelombang bunyi yang memiliki frekuensi >20.000Hz (gelombang ini yang mampu didengar hewan seperti anjing dan kelelawar).