Mohon tunggu...
ro fal
ro fal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik-konflik Rumah Tangga yang Kerap Kali Terjadi

11 April 2023   20:32 Diperbarui: 11 April 2023   20:42 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejatinya tidak ada keluarga yang sempurna, dalam sebuah hubungan rumah tangga pasti akan ada masalah-masalah yang akan muncul, baik masalah sepele ataupun masalah yang serius. 

Dalam hal ini kami akan membahas sedikit tentang apa saja permasalahan atau konflik yang akan terjadi bahkan sering terjadi ketika kita berumah tangga dan solusi dari konflik tersebut, antara lain sebagai berikut:

-Masalah keuangan 

Salah satu faktor pemicu stres terbesar dalam sebuah hubungan apapun adalah keuangan. Tertekan karena keuangan bisa menimbulkan stres dan berpengaruh terhadap hubungan rumah tangga. Penyebabnya pengelolaan uang yang kurang baik, utang yang meningkat, dan masalah keuangan lainnya. 

Solusi yang bisa dilakukan dalam menghadapi masalah keuangan keluarga, dapat dimulai dari membuat anggaran bulanan secara rinci. Kurangi pengeluaran yang tidak diperlukan juga dapat mengurangi borosnya pengeluaran keuangan keluarga, lalu terbuka terhadap pasangan tentang keuangan. Bila diperlukan, bisa melakukan konsultasi pada perencana keuangan atau financial planner.

-Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

KDRT merupakan tindakan yang terjadi dalam sebuah rumah tangga, baik dilakukan oleh istri atau suami ataupun anak yang berdampak terhadap fisik Psikologi dan keharmonisan dalam keluarga tersebut. Hal tersebut merupakan permasalahan yang kerap kali terjadi dalam keluarga. Umumnya terjadi karena kurang cocoknya pendapat, atau terjadi salah satu faktor penyebab sehingga kekerasan tersebut terjadi.

Jadi apabila seseorang yang mengalaminya silakan langsung melapor ke Komnas HAM atau komnas Anak. Diperlukan penanganan cepat untuk menghindari terjadinya kontak fisik yang lebih membahayakan bagi korban. Bicarakan dengan baik-baik apa permasalahan utamanya dan jika memang tidak bisa dihindari lagi maka jalan satu satunya adalah cerai.

-Komunikasi yang buruk 

Tak mudah bagi setiap keluarga untuk membangun komunikasi yang baik. Tidak semua anggota keluarga seperti pasangan atau anak bisa selalu terbuka terhadap masalah yang sedang dihadapi. Kebanyakan dari mereka takut dihakimi ketika jika menceritakan masalah yang sedang dialami. Namun demikian itu yang justru menimbulkan permasalahan dalam rumah tangga. Jangan sampai keluarga menghadapi masalahnya sendiri-sendiri.

Jadi sebaiknya cobalah mengajak pasangan atau anak untuk terbuka, saling sharing tentang apa yg di alaminya, awali dengan kita yang bercerita tentang apa yang dirasakan hari ini. Bukalah topik saat bersantai dengan keluarga seperti saat makan malam atau menonton TV, awali dengan berdiskusi tentang hal apapun.

-Berbedanya pola Asuh Anak

Cek cok antara suami dan istri juga sering terjadi karena hanya soal perbedaan pola atau sistem asuh si kecil, antara suami menginginkan anak di asuh oleh istri saja, atau istri lebih suka menitipkan anak ke mertua, biasanya ini lebih sering dilakukan oleh wanita karir, dan faktor-faktor sebagainya.

Pastinya setiap pasangan sudah memiliki pandangan dan rencana mengenai bagaimana cara mendidik anak muereka dengan baik sesuai dengan kemauan diri sendiri, namun hal itu sangat perlu untuk dibincangkan kembali antar keluarga, bagaiman seharusnya pola yang tepat dan disetujui oleh semua pihak, jadi tidak ada kekecewaan diantara dua belah pihak.

-Perselingkuhan

Diantara permasalahan keluarga yang paling pelik ini adalah salah satu persoalan yang sangat serius dan besar. Beruntung sekali bagi keluarga yang kedua pasangannya tidak melakukan perbuatan tercela ini (perselingkuhan). Salah satu atau dua dua nya berpotensi untuk melakukan perselingkuhan, di mana istri atau suami menjalin hubungan dengan orang lain tanpa sepengetahuan pasangannya. Ini adalah perbuatan yang sangat mudah sekali menghancurkan hubungan rumah tangga.

Solusinya, Harus diketahui bahwa yang namanya menikah berarti siap untuk menerima konsekuensi kekurangan dan kelebihan masing-masing dari pasangan. Jauhkan hal-hal negatif yang bisa mendorong untuk berbuat selingkuh. Jangan hilangkan kebiasaan positif yang biasa di berikan oleh pasangan kita, hingga dia selalu nyaman dengan kita. Apabila terlintas pemikiran untuk selingkuh maka segeralah instropeksi diri, jauhkan diri dari potensi tersebut.

-Mertua Ikut Campur

Ini adalah salah satu permasalahan yang sangat sering terjadi di dalam keluarga di Indonesia. Apabila kamu mendapati orang tua dari pasangan yang cenderung overprotektif atau sering mengatur urusan internal dalam keluarga, Sehingga membuat peran suami menjadi tidak lagi superior terhadap istri, karena ada campur tangan seorang mertua di dalamnya. Tentu saja permasalahan ini bisa mengakibatkan hubungan suami istri menjadi tidak harmonis. Dan mungkin menghilangkan rasa kenyamanan dalam rumah tangga itu.

Mertua yang ikut campur adalah mereka yang memang tidak cukup mengerti tentang prinsip kemandirian dalam rumah tangga bagi anak-anaknya. Itulah makanya seharusnya ketika kita memulai kehidupan rumah tangga seharusnya kita segera pindah dan mencari rumah sendiri walaupun mengontrak asalkan tidak tinggal seatap dengan mertua. Apabila mertua masih ikut campur, Jelaskan kepada mereka mengenai tanggung jawab dan peran masing-masing suami istri sehingga dia dapat memberikan kepercayaan penuh kepada anak-anaknya untuk mengatur dan mengelola urusan rumah tangganya sendiri.

-Berbeda Visi Misi

Dalam menjalin rumah tangga haruslah menetapkan visi dan misi apa yang harus dicapai demi terjalinnya hubungan yang secara bersama-sama. Dan biasanya Apabila terjadi perbedaan maka suami dan istri akan merasa hubungan tidak harmonis.

Oleh karena itu sebelum menikah, perlu untuk membicarakan visi dan misi apa yang akan kalian raih dalam hubungan rumah tangga tersebu. rancanglah visi-misi dengan matang bila perlu bisa di catatkan dalam sebuah buku catatan atau impian yang akan dicapai bersama.

-Sering Membandingkan Pasangan

Terkadang ketika suami atau istri kita melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan, kita akan membandingkan pasangan kita dengan orang yang menurut kita patut untuk di jadikan contoh, ntah itu teman, saudara, atau orang lain. Ini adalah salah satu perbuatan yang dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam rumah tangga.

Istri yang baik adalah yang menerima kondisi suami apa adanya, begitu juga dengan suami yang menyayangi istri apa adanya. Jangan suka membanding-bandingkan pasanganmu dengan orang lain, karena kamu harus tahu bahwa itu adalah jodoh yang sudah ditetapkan untukmu berarti kita harus bisa menerima dan berjuang untuk memperbaiki kekurangan masing masing.

-Pembagian tugas rumah tangga

Mungkin tidak semua orang senang untuk melaksanakan tugas rumah tangga, terutama bagi pasangan yang kurang peka terhadap hal tersebut. Biasanya akan ada rasa tidak senang atau bahkan emosi meledak manakala tugas rumah tangga hanya dijalankan oleh salah satu pihak saja dan tidak ada yang membantunya.   

Maka dari itu, akan lebih baik membuat jadwal pembagian untuk mengerjakan tugas rumah tangga. Misalnya, memasak menjadi tugas ibu, ayah bagian mencuci, dan membereskan rumah bisa dilakukan bersama-sama dengan si kecil. Dengan begitu, selain bisa meringankan beban salah satu pihak juga dapat melatih kemandirian si kecil.

Dari berbagai pemaparan di atas, dapat di garis bawahi bahwasannya kehidupan dalam rumah tangga memang tidak mudah dan penuh dengan lika liku yang harus bisa dihadapi apa pun yang terjadi. Dengan demikian, hal tersebut dapat memberikan pelajaran bagi kita menjadi pribadi yang lebih dewasa dan matang dalam menjalin hubungan rumah tangga yang semakin harmonis.

Kelompok 3 :

Arina Faila Shufa_212121092

Siti Rohayah_212121078

Asyrofal Ulum _212121107

Hasna Falah Rihhadatu Aisy_212121100

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun