Mohon tunggu...
Oom Roes
Oom Roes Mohon Tunggu... -

Lahir dan besar di Solo, sekolah di FE Undip Semarang dan University of Oregon, AS, bekerja di Bank BRI sampai tahun 2002, sekarang tinggal di Bintaro Jaya, Tangerang. Twitter @roesharyanto FB: Oom Roes

Selanjutnya

Tutup

Money

Paritas Daya Beli dan Tingkat Kemakmuran

24 November 2014   12:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:00 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

U$1,901

Indonesia

U$5,200

U$3,557

Sumber :IMF, 2013.

PPP dan sistem penggajian

Management Traineedi bank pemerintah pada waktu pertama kali masuk menerima uang saku dan tunjangan-tunjangan sebesar Rp5 juta perbulan. Masing-masing trainee menerima remunerasi yang persis sama tidak perduli dimana dia melaksanakan job-training. Jadi Arman yang ditempatkan di DKI akan menerima penghasilan yang sama dengan Budi yang melaksanakan job-training di Wonosari. Bagi Arman uang Rp4.000,- nilainya tidak lebih sekedar ongkos sekali parkir (tarif parkir gedung-gedung perkantoran 4 ribu per jam), sedang bagi Budi uang tersebut bisa berarti satu kali sarapan pagi berupa nasi pecel atau nasi soto.Untuk sewa kamar Arman mungkin harus keluar Rp1 juta per bulan, sedang bagi Budi cukup Rp400.000. Karena adanya dis-paritas daya beli antara Wonosari dan Jakarta maka Budi akan jauh merasa lebih makmur daripada Arman walaupun penghasilan keduanya sama. Satu tahun setelah selesai job-training saya yakin tabungan Britama Budi jauh lebih besar daripada Britama-nya Arman. Bagi Arman jangan buru-buru demo atau protes. Sabaar, kita lihat apakah setelah lulus training dan diangkat menjadi pegawai sistem kompensasinya masih sama atau berbeda.

Dulu, waktu masih kerja di BRI struktur gaji terdiri dari gaji pokok ditambah tunjangan konjungtur, tunjangan perusahaan dan beberapa tunjangan lainnya. Tunjangan konjungtur adalah suatu instrumen dalam sistem penggajian yang digunakan untuk meningkatkandaya beli dari penghasilan yang diterima karyawan sehubungan dengan peningkatan biaya hidup dan inflasi. Sepanjang keuangan perusahaan memungkinkan tunjangan konjungtur akan selalu ditinjau secara periodik. Disamping tunjangan konjungtur, di BRI dulu juga dikenaladanya tunjangan khusus wilayah (TKW) sebagai upaya untuk mengurangi dis-paritas daya beli antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Daerah Batam mungkin biaya hidupnya lebih tinggi daripada Jakarta, sehingga perlu diberi TKW lebih besar daripada TKW Jakarta,atau Jakarta lebih tinggi daripada DIY Yogyakarta,Jayapura lebih mahal daripadaJakarta dst. Mungkin saat itu perhitungannya belum pas benar, tetapi dengan pengkajian terus-menerus ke lapangan akan diperoleh perhitungan TKW yang mendekati realita.

Saya kurang tahu dengan sistem penggajian di BRI sekarang. Meskipun secara nominal relatif tinggi, tetapi kalau tidak memperhitungkan tingkat kemahalan masing-masing daerah akan selalu menimbulkan disparitas tingkat kemakmuran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun