Bu Sum, panggilan kami pada beliau. Nama lengkapnya Suminem. Satu kata. Di belakangnya ada gelar master, magister pendidikan. Dari Universitas Islam Malang (Unisma).Â
Di perpustakaan sekolah saat itu saya pribadi baru tahu almamaternya. Termasuk ceritanya soal perjuangan melanjutkan pendidikan strata duanya.Â
Bicaranya ceplas-ceplos, menandakan tingkat intelegensinya. Idealismenya tinggi. Kadang saya menimpali, "Oh, begitu nggeh Bu."Â
Ide-idenya cukup menarik. Apalagi terkait praktik habituasi bahasa Inggris, yang menjadi keunggulan sekolah kami.Â
Suatu kali di mobil, saat rombongan sekolah pelatihan SPP SKS, beliau menyampaikan keluhannya, yang tidak dapat kena hawa dingin. Di tasnya selalu tersedia minyak kayu putih.Â
Saat musim batuk dan flu beberapa bulan yang lalu, saya kena batuk. Lumayan njegil. Saya pun membawa kapsul habbatussauda ke ruang guru. Di sana, saya cerita batuk berangsur hilang dengan jalan ikhtiar tersebut.Â
Bu Sum yang mendengar cerita saya, lalu menanyakan obat tersebut. Merk dan tempat belinya di mana. Beberapa hari kemudian beliau sudah mengonsumsi kapsul tersebut.Â
Saya pun bertanya kondisinya seperti apa, yang ternyata masih belum beranjak lebih baik. Seiring berjalannya waktu, Bu Sum beberapa kali izin tidak masuk.Â
Sampai kemudian beliau cuti mengajar. Periksa ke dokter, diminta opname. Ada cairan di paru-parunya. Harus disedot. Pernah agak baikan, pulang ke rumah.Â
Tapi tidak lama beliaunya masuk lagi ke rumah sakit. Saya pun bertanya kondisinya via WA, "Pripun kondisinya Bu Sum?"
Bu Sum lalu menjawab,"Ada cairan lagi di paru-paru sebelah kiri."
Selama rawat inap, katanya, sudah empat kali disedot. "Dapat 250 ml, batuk-batuk. Dokter lalu menghentikan," ujarnya. Di akhir chat WA tersebut saya mendoakan kesembuhan pada beliau.Â
Sabtu, 10 Desember 2022, Waka Kurikulum Pak Mahroji datang ke ruang guru dan menyampaikan kabar duka. "Innalillahi wa innailaihi rajiun, telah wafat teman guru kita Ibu Suminem," ucapnya.Â
Kami semua berduka. Allah lebih menyayangi Bu Sum. Semoga Allah senantiasa merahmati Bu Sum. Aamiin
Paiton, 16 Desember 2022
Saat terjebak macet di tanjakan Paiton-Banyuwangi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H