Mohon tunggu...
Darul Setiawan
Darul Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Guru PJOK SMP Negeri 3 Sidoarjo

Guru PJOK Suka nulis Seneng baca Demen olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Manakala Guru Penjas Multi Mazhab

31 Agustus 2018   16:47 Diperbarui: 31 Agustus 2018   16:49 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kegiatan (dok. Pribadi)

Di sisi lain, ada juga dosen yang menyampaikan perlu mengenal lebih dekat siswa yang kita ajar. Bahkan kalo bisa, kenalnya kita pada peserta didik sama dengan kenalnya kita dengan anak kita sendiri di rumah. Tujuannya tidak lain, agar para pendidik dapat menyisipkan muatan karakter pada para siswa dengan lebih baik. Bahkan kalo bisa detail menyertakannya di RPP yang dibuat. 

Ada juga madzhab lain yang menyarankan agar tetap lentur saat mengajar Penjas. Kapan saat mendidik, kapan saat coaching. Dikarenakan, tuntutan prestasi olahraga dari pihak sekolah terhadap guru Penjas tidak dapat dipisahkan. Madzhab lainnya menyebutkan, jika dalam Penjas yang terpenting adalah Move and Fun, bergerak dan senang. Apapun akti vitas gerak yang diajarkan, landasi dengan perasaan gembira dan senang.

Salah seorang dosen pernah bertuah. Kata-katanya begitu menyentuh. "Para guru harus meniatkan segala aktivitas mendidik untuk beribadah," kata dosen tersebut. Menurutnya, tidak usahlah kita bertanya berapa nanti gaji yang diterima. "Jalani dengan ikhlas, suatu saat kita akan memanen hasilnya," kata dosen pengajar renang tersebut.

Petuah tersebut seakan menjadi pengingat. Khususnya pada sekolah-sekolah yang berbasis Islam. Sekolah Islam, selain dituntut untuk dapat mendidik dengan baik, mereka, para pengajar penjas di satuan pendidikan berbasis keislaman, juga diharapkan dapat mentransfer nilai-nilai Islam ke dalam pembelajarannya.   

Maka, sangatlah tepat jika pendidik Penjas harus mampu memahamkan pada dirinya: jangan pernah berhenti belajar. Sebab, bagaimanapun juga , di tengah minimnya jumlah jam mengajar, guru penjas tetap dihadapkan pada tantangan lain: menanamkan learning for life pada para peserta didiknya.

Maka, tidak perlu galau jika mendengar keluh kesah atau kegalauan dari kepala satuan pendidikan tentang guru penjas. Anggap saja paradigma lama yang disampaikannya seperti ijtihad terdahulu Imam Syafi'I yang dikenal dengan qaulan qadhim.  Tugas kita sebenarnya untuk memberitahukan, jika ada qaulan jadid di ijtihad Imam Syafii.  

Darul Setiawan, SPd
Peserta Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) 2018
Guru Penjas di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo

Foto Kegiatan (dok. Pribadi)
Foto Kegiatan (dok. Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun