Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tidak Ada Toleransi untuk Perokok

26 Mei 2024   01:26 Diperbarui: 26 Mei 2024   01:27 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burung atau walet terbang di antaragedung pencakar langitdi Jalan Sudirman, Jakarta Selatan(Foto: dokumentasi pribadi/@roelly87)

Sebab, abu rokok yang tertiup angin saja bisa membuat baju, celana bahan, dan jaket bolong. Apalagi, kalo kena muka. 

Perih banget.

Bahkan, di media pernah ada orang yang kena matanya nyaris buta akibat abu rokok pengendara lain. Sangat membahayakan sekitar.

Itu mengapa, saya sangat keras jika ada penumpang yang merokok. 

Saya tutup mata ketika customer ga pake helm. Masa bodoh jika penumpang main hp di motor.

Namun, khusus untuk rokok, jawaban saya jelas: Meminta dengan sopan agar rokoknya dibuang.

Kalo penumpang itu bandel dan posisi belum naik motor, maka saya cancel. Ga peduli ongkosnya besar sekalipun.

Sebab, saya ga mau terlibat hukum jika penumpang yang merokok itu abunya kena orang lain. 

Lalu, jika customer itu nakal dengan matikan rokok saat mau naik tapi ketika sudah di jalan lanjut dinyalakan, saya akan bertindak tegas. Minta penumpang itu turun.

Secara, hari apes ga ada dalam kalender.

Nah, bagaimana jika ada penumpang yang menghisap vape? Sejauh ini, saya hanya sebatas mengimbau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun