Catatan sebagai Anggota KPPS:
Drama Pemilu 22 Jam
Saya dan anggota KPPS melakukan proses
penghitungan dengan memastikan kotak
suara kosong di hadapan panwas dan saksi
(Foto: Anggota KPPS TPS 06)
AKHIRNYA, 14 Februari pun tiba. Pesta demokrasi yang ditunggu rakyat Indonesia ini pun berlangsung sukses.
Yaitu, Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Yang berlangsung tiap lima tahunan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden diikuti calon legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Suatu kebanggaan bisa jadi bagian dari hajatan akbar ini sebagai anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Ya, saya dan enam orang lainnya bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 06, Jakarta Barat.
Kami didampingi dua Pengamanan Langsung (Pamsung), satu Panitia Pengawas (Panwas), dan lima saksi.
Untuk saksi di setiap TPS berbeda. Tergantung tim calon presiden (capres), caleg, atau partai yang menunjuknya.
Di tempat saya ada lima yang bertugas untuk Pemilu 2024. Dua dari capres dan tiga caleg.
Nah, jadi bagian pesta demokrasi ini benar-benar hal baru untuk saya. Maklum, pada edisi sebelumnya memang tidak pernah.
Alhasil, pada Hari-H sempat diwarnai drama. Yah, namanya juga hidup.