Hanya, memang ada garis batasnya.
Misal, saya enggan mengantar penumpang ke tempat rawan narkoboy atau aborsi. Ngeri jadi saksi, euy!
Juga jika harus kirim barang ke penjara yang memang dalam beberapa aplikasi sudah ada larangan dalam ketentuannya.
* Â Â Â * Â Â Â *
AKHIRNYA, setelah lebih dari seperminuman teh, saya pun tiba di Gedung Kompas. Namun, acaranya sudah berlangsung dari tadi.
Alias, saya telat!
Tapi, ga apa-apa. Yang penting sudah usaha.
Sambil menyalami beberapa rekan Kompasianer diiringi menyeruput es jeruk yang tersedia, saya mendengar paparan dari tiga perwakilan Kompasiana. Mulai dari Widha Karina, Kevin Legion, dan Nurulloh.
Eh, di kursi depan, ada dua sosok yang familiar. Yaitu, Pepih Nugraha yang menginiasi Kompasiana dan Iskandar Zulkarnaen.
Saat masih aktif di Kompasiana pada 2011-2017, saya sering bertemu mereka. Bisa dibilang, keduanya -bersama beberapa rekan Kompasianer lain- termasuk mentor saya dalam menulis.
Saya memang sudah punya blog pribadi sejak 2009. Namun, saat itu masih random.