Dari beranda terdengar sang pembesar itu mendehem. Dengan sopan, meminta gw untuk segera masuk.
"Gw mau segera temuin lo orang punya bos. Sekarang, mending lo mandiin kawanan anjing ini, terus kasih makan, dan ajak jalan-jalan."
"Apa lo bilang?"
"Selain bergerak di bawah radar kekuasaan, emang tugas lo apa?"
"Lo sadar kan, posisi gw sekarang?"
"Ya. Tapi, jabatan ga bisa mengubah sifat seseorang. Bagi gw, anjing jauh lebih mulia daripada orang yang gw kenal sebagai penjilat. Bahkan, dibandingkan hyena sekalipun. Lo tahu kan, hyena itu apa? Yupp, binatang pemakan bangkai dan selalu siap memangsa tuannya jika lengah."
"Lo bilang gw anjing atau hyena?"
"Gw ga sebut nama. Kalo lo merasa, ya silakan."
Gw pun melenggang santai meninggalkannya yang termenung dengan melewati undakan tangga bangunan yang sudah seperti istana. Sang tuan rumah tersenyum simpul menyaksikan reaksi gw terhadap sambutan tangan kanannya itu.
"Lo emang bisa aja, bro. Kasian tuh anak orang dibuka kartunya."
"Tes ombak."