Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Di Balik Kompasianival 2016

14 Oktober 2016   14:11 Diperbarui: 14 Oktober 2016   14:59 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MENURUT saya, Kompasianival 2016 ini berlangsung sangat meriah dan sesuai dengan tema "Berbagi". Di antara lima edisi yang saya ikuti -minus 2015-, saat ini sudah ada banyak peningkatan. Saya ingat, ketika kali pertama hadir pada 2011 di FX, acaranya sangat meriah tapi semrawut karena ruangan kecil dan jadwal yang tak beraturan. Hanya, itu bisa dipahami mengingat Kompasianival perdana.

Mungkin, di antara Kompasianival yang berlangsung, edisi 2012 jadi yang paling positif di mata saya. Sebab, admin sudah melakukan banyak perbaikan. Termasuk memberi ruang bagi para komunitas yang sebelumnya sempat terabaikan. Begitu juga dengan lokasi di Skeeno Hall Gancit yang bisa menampung ribuan Kompasianer yang hadir.

Nah, setahun kemudian, Kompasianival mengalami kemunduran. Lokasinya yang sempit di Fountain Atrium, Grand Indonesia, jadi penyebabnya. Nada-nada minor pun berhamburan dari mayoritas Kompasianer yang hadir pada Kompasianival 2013.

Untuk Kompasianival 2014, sudah lebih baik tapi hanya mengikuti pencapaian dua tahun sebelumnya. Kecuali keberadaan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Walikota Bandung Ridwan Kamil serta aksi Tipe-X, saya nyaris tidak memiliki kesan mendalam pada acara yang berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tersebut. Alias, hanya pengulangan saja dari edisi sebelumnya.

Terlepas dari itu semua, ada satu momen di Kompasianival 2016 yang membuat saya dan rekan-rekan Kompasianer lainnya kehilangan. Sebab, kami tidak bisa lagi bertemu dengan Windu Hernowo. Pemilik akun Kompasiana.com/WinduHernowo itu telah berpulang sejak 15 Agustus lalu.

Meski terpaut usia yang jauh, tapi bagi saya Windu merupakan sosok yang menginspirasi. Di tengah keterbatasannya, beliau selalu berusaha untuk hadir pada beberapa acara yang diselenggarakan Kompasiana. Termasuk ketika kami asyik berdiskusi mengenai komunitas pada Kompasianival 2011 dan 2012 yang keberadaannya sebagai perwakilan dari komunitas Desa Rangkat.

Itu mengapa ada yang kurang ketika saya berdiskusi di sudut Gedung Smesco bersama Thamrin Dahlan, Edy Priyatna, dan beberapa rekan Kompasianer senior lainnya. Biasanya, jika Kompasianival akan berlangsung, Windu sangat antusias untuk menghadirinya dari kediamannya di kawasan Petukangan, Jakarta Selatan. Keterbatasan fisik tidak jadi penghalang bagi pendiri LSM-Himpunan Peduli Stroke ini. Ya, selamat jalan Windu Hernowo...


Windu Hernowo (memakai tongkat) pada Kompasianival 2011

*        *        *

Artikel Terkait Kompasianival

- 10 Kompasianer Terfavorit Versi Kompasianer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun