Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Resensi Buku Hidup yang Lebih Berarti: Sosok Inspiratif untuk Dayakan Indonesia

17 Mei 2016   16:02 Diperbarui: 20 Mei 2016   08:23 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satunya, tentang Taryat dan Eli Darniati, yang membuka usaha cokelat dengan merek Alia Chocolate dan Nuhun Cokelat yang berawal dari hobi. Kisah pasangan suami istri yang dituturkan Kompasianer Khairunisa Maslichul itu sangat menarik. Sebab, menceritakan bagaimana produk mereka dapat diterima pasar dengan modal nekat hingga jatuh, bangun, jatuh, dan bangun lagi.

Tepatnya ketika kantor kerja Taryat bermasalah hingga di ambang Pemecatan Hubungan Kerja (PHK). Itu diungkapkan pria 40 tahun ini pada halaman 123, "Modal kami berbisnis cokelat lebih tepatnya karena nekat setelah merasaksn sendiri suka-duka bekerja untuk orang lain."

Selain nekat, salah satu pelajaran yang bisa dipetik dari pasangan tersebut tentu mengenai tahan mental. Terutama karena mereka menyadari produknya hanya cemilan ringan dan bukan termasuk kebutuhan pokok. Alhasil, Taryat-Eli harus mendapat berbagai pengalaman pahit dan manis, terutama ketika ditolak mentah-mentah penjaga toko saat hendak menitipkan produknya.

"Dipandang sebelah mata sudah jadi santapan sehari-hari saat awal kami berpromosi produk Alia Chocolate dari satu lokasi ke lokasi lainnya," Taryat, mengungkapkan. "Bahkan, tetangga dulu sempat memandang kami sebelah mata. Mereka tak habis pikir, sejrana kok hanya berjualan cokelat? Namun, kini hasilnya ternyata produk cokelat saya disambut baik dan lumayan banyak terjual."

Kini, sekitar 300 toko yang tersebar di Bogor, Jakarta, Sukabumi, Ciannjur, hingga Purwakarta yang terjauh, jadi mitra usaha mereka. Tak heran jika Taryat dan Eli mampu meraup omzet mencapai Rp 20 juta - Rp 35 juta per bulan yang tergolong usaha mikro. Taryat menambahkan dalam sesi tanya jawab di Gedung BTPN bersama puluhan Kompasianer, bahwa setiap jelang lebaran, pesanan mereka melonjak drastis.

*        *        *

KESAN nekat yang berarti berani mengambil risiko juga dialami Syarief Hidayatullah, dengan situasi berbeda. Dalam kisahnya yang ditulis Kompasianer Evrina Budiastuti, menggambarkan sosok pemuda yang unik dan penuh misi serta visi ke depan. Cerita mengenai Syarief ini juga sukses menyentil saya secara pribadi.

Maklum, pada usianya yang tidak jauh beda dengan saya, tepatnya Syarief 25 tahun, sudah memilih untuk membangun desa melalui sektor pertanian yang tentu jarang dilirik orang. Bahkan, kalau boleh jujur, sektor itu justru banyak ditinggalkan para pemuda di desa saat ini.

Namun, intuisi Syarief ternyata tepat. Lantaran, kediamannya yang terletak di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor ini, memiliki potensi pertanian. Dengan tanah yang subur dilengkapi irigasi yang mendukung, menjadikan desa mereka sebagai salah satu penghasil tanaman pangan dan palawija.

Hebatnya lagi, Syarief yang tidak memiliki latar belakang sarjana pertanian, sukses mengubah pandangan masyarakat, terutama pemuda setempat dengan membentuk kelompok yang disebut "Taruna Tani". Bahwa, pertanian bukanlah pekerjaan yang kumuh dan kotor. Bahkan, dengan kegigihannya, Syarief sukses mengembangkan jambu kristal dengan rata-rata panen 200-250 kg per bulan.

"Kota Roma tidak dibangun dalam semalam". Mungkin, adagium itu yang tepat saya sematkan pada kisah Syarief yang dituturkan Evrina dengan sangat rinci hingga memotivasi pembaca. Terutama kaum pemuda yang merupakan tulang punggung negara ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun