Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

(Esai Foto) Menikmati Ketenangan di Danau Linow

4 Maret 2016   09:19 Diperbarui: 4 Maret 2016   09:40 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Danau Linow"][/caption]Gemuruh ombak di pantai Kuta
Sejuk lembut angin, di bukit Kintamani
Gadis-gadis kecil menjajakan cincin
Tak mampu mengusir kau yang manis

Bila saja kau ada di sampingku
Sama-sama arungi danau biru
Bila malam enggan terpejam
Berbincang tentang bulan merah...

SEPENGGAL lirik "Nyanyian Rindu" dari Ebiet G. Ade mengalun sore itu. Lagu yang populer dari album Camelia IV itu, sungguh masih sedap didengar meski lewat 36 tahun silam. Pun ketika saya berada pada lokasi yang jauh dari Bali. Tepatnya, di Tomohon, Sulawesi Utara, 3 Februari lalu saat bergabung dengan rekan blogger dan media dalam rombongan Indosat Ooredoo.

* * *

[caption caption="Danau Linow"]

[/caption]Perjalanan kami yang berjumlah lebih dari 30 orang dimulai seusai menghadiri perkenalan aplikasi Dompetku Nusantara dari salah satu operator terbesar di negeri ini. Dari Pelabuhan Bitung, kami menggunakan bus menuju Tomohon yang menurut aplikasi Google Maps di telepon seluler (ponsel) saya berjarak sekitar 85 km. Sepanjang jalan, terhampar berbagai pemandangan indah. Salah satunya, Monumen Yesus Memberkati yang berdiri gagah.

* * *

[caption caption="Danau Linow"]

[/caption]Setelah dua jam perjalanan, akhirnya kami sampai sore itu. Menurut portal Indonesia.go.id, Danau Linow memiliki luas sekitar 34 Ha. Lokasinya berada di kelurahan Lahendong, Kota Tomohon. Oh ya, danau ini memiliki kadar belerang yang tinggi. Jadi, pengunjung yang datang harus berhati-hati karena ada beberapa kubangan lumpur dengan panas mendidih yang berada di tepi danau.
* * *

[caption caption="Danau Linow"]

[/caption]Menurut rekan blogger Ophi Ziadah dalam artikelnya berjudul "Eksotisme Tiga Warna Danau Linow Tomohon," airnya kerap berubah jadi tiga warna. Itu mengapa Danau Linow jadi salah satu destinasi unggulan Sulawesi Utara selain Taman Laut Bunaken, Danau Tondano, dan kota Manado.
* * *

[caption caption="Danau Linow"]

[/caption]Saya, Ani Berta, Indra Hutapea, dan Aditya yang merupakan perwakilan blogger bersama rekan redaktur ekonomi dan gadget seluruh Indonesia, sangat takjub dengan keindahan Danau Linow. Kebetulan, kami tiba ketika hari masih cerah. Saya melirik arloji di tangan kiri baru menunjuk angka lima lewat 35 menit Waktu Indonesia Tengah (Wita).

* * *

[caption caption="Danau Linow"]

[/caption]Di era sekarang, kurang afdol jika tidak langsung mengabadikan pemandangan indah ini. Saat keluar dari bus, kami pun berpencar mencari spot menarik sebagai dokumentasi yang akan dibanggakan untuk cerita kelak bersama anak dan cucu.
* * *

[caption caption="Danau Linow"]

[/caption]Termasuk saya yang tak mau ketinggalan. Berbekal kamera ponsel, saya pun menjelajah di berbagai sudut danau Linow. Tidak ketinggalan, mencari informasi kepada beberapa petugas yang memang warga setempat.

* * *

[caption caption="Danau Linow"]

[/caption]"Yang pake baju merah, jangan sampe lolos."
* * *

[caption caption="Danau Linow"]

[/caption]"Tempat ini sangat strategis. Banyak seleb (maksudnya- selebritis), anggota dewan (pejabat DPRD dan DPR) yang singgah di sini," kata salah satu pramusaji di kafe itu kepada saya. "Bahkan, kita sering menyaksikan pemuda 'menembak' di sini. Ada yang wajahnya muram, dan tak lama langsung pulang walau sudah pesan tempat. Tapi banyak juga yang cintanya berhasil."
* * *

* * *

[caption caption="Danau Linow"]

[/caption]Ligia yang merupakan pemandu wisata kami selama tiga hari di Sulawesi Utara, mengatakan, "Kafe ini letaknya strategis. Jadi dari sini bisa memandang ke berbagai arah di danau Linow. Tuh, lihat saja airnya di bibir danau dengan di tengah dan ujung danau berbeda."
* * *

[caption caption="Danau Linow"]

[/caption]Setelah mendengarkan penjelasan dari mantan Nona Manado itu, kami pun asyik untuk mengabadikan suasana di sekitar danau Linow. Ada yang memotret, rekam video, hingga mengunggahnya di media sosial.

* * *

[caption caption="Danau Linow"]

[/caption]Untuk menunjang aktivitas itu, tak lupa kami juga ditemani berbagai cemilan. Sejuknya udara di danau Linow membuat saya tak kuasa untuk menerima sodoran kopi dari pramusaji yang sekilas wajahnya mengingatkan saya pada pameran Lala dalam sinetron Bidadari II.

* * *

[caption caption="Danau Linow"]

[/caption]Menjelang malam, memandang setiap sudut danau Linow sungguh membuat kami terhipnotis dan enggan beranjak. Dari kejauhan terdengar suara burung Blibis yang menurut Ligia, oleh warga setempat diberi nama "Sayok" dan "Komo".

* * *

[caption caption="Danau Linow"]

[/caption]Suatu senja yang sangat berkesan. Ketenangan di danau Linow membuat saya sejenak melupakan kepenatan sehari-hari. Itu mengapa Ophi melukiskan dalam artikelnya, "Kangen, pengen balik lagi." Pernyataan sama diungkapkan Ani melalui instagram-nya, "Nikmat (Tuhan kamu manakah) yang kamu dustakan."

* * *

[caption caption="Danau Linow"]

[/caption]Dari arah timur, dewi rembulan sudah menampakkan wajahnya. Pada saat yang sama, sang surya sudah jauh meninggalkan kami menuju barat. Itu berarti, saya dan rombongan sudah harus bersiap untuk kembali ke penginapan. Belasan pramusaji sibuk membereskan kursi, meja, piring, dan peralatan masak. Pun begitu dengan beberapa pasangan serta keluarga yang beranjak ke arah gerbang. Sayup-sayup suara Ebiet terdengar merdu.

Coba engkau dengar lagu ini
Aku yang tertidur dan tengah bermimpi
Langit-langit kamar jadi penuh gambar
Wajahmu yang bening, sejuk, segar

Kapan lagi, kita akan bertemu
Meski hanya sekilas, kau tersenyum
Kapan lagi, kita nyanyi bersama
Tatapanmu, membasuh luka..."

* * * * * *
* * * * * *
* * * * * *
Artikel terkait Jelajah Manado 2-4 Februari 2016:

- Menikmati 4 B Khas Manado: Bubur, Boulevard, Bibir, dan Bunaken
- Mimpi Jadi Nyata ke Bunaken Bersama Indosat Ooredoo
- Indosat Ooredoo Kenalkan Dompetku Nusantara

* * *
Esai Foto sebelumnya:

- Di Balik Liburan ke Curug Nangka (I)
- Di Balik Nobar Liverpool-Leicester
- Menikmati Senja di Taman Ayodya sambil Baca Buku Gratis di Perpustakaan Terapung
- Anugerah Jurnalistik Aqua (AJA) V: Antara Kritik dan Apresiasi Penyelenggara
- Membongkar "Rahasia" Bea Cukai

* * *
- Jakarta, 4 Maret 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun