[caption caption="Danau Linow"]
[/caption]Termasuk saya yang tak mau ketinggalan. Berbekal kamera ponsel, saya pun menjelajah di berbagai sudut danau Linow. Tidak ketinggalan, mencari informasi kepada beberapa petugas yang memang warga setempat.
* * *
[caption caption="Danau Linow"]
[/caption]"Yang pake baju merah, jangan sampe lolos."
* * *
[caption caption="Danau Linow"]
[/caption]"Tempat ini sangat strategis. Banyak seleb (maksudnya- selebritis), anggota dewan (pejabat DPRD dan DPR) yang singgah di sini," kata salah satu pramusaji di kafe itu kepada saya. "Bahkan, kita sering menyaksikan pemuda 'menembak' di sini. Ada yang wajahnya muram, dan tak lama langsung pulang walau sudah pesan tempat. Tapi banyak juga yang cintanya berhasil."
* * *
* * *
[caption caption="Danau Linow"]
[/caption]Ligia yang merupakan pemandu wisata kami selama tiga hari di Sulawesi Utara, mengatakan, "Kafe ini letaknya strategis. Jadi dari sini bisa memandang ke berbagai arah di danau Linow. Tuh, lihat saja airnya di bibir danau dengan di tengah dan ujung danau berbeda."
* * *
[caption caption="Danau Linow"]
[/caption]Setelah mendengarkan penjelasan dari mantan Nona Manado itu, kami pun asyik untuk mengabadikan suasana di sekitar danau Linow. Ada yang memotret, rekam video, hingga mengunggahnya di media sosial.
* * *
[caption caption="Danau Linow"]
[/caption]Untuk menunjang aktivitas itu, tak lupa kami juga ditemani berbagai cemilan. Sejuknya udara di danau Linow membuat saya tak kuasa untuk menerima sodoran kopi dari pramusaji yang sekilas wajahnya mengingatkan saya pada pameran Lala dalam sinetron Bidadari II.
* * *
[caption caption="Danau Linow"]
[/caption]Menjelang malam, memandang setiap sudut danau Linow sungguh membuat kami terhipnotis dan enggan beranjak. Dari kejauhan terdengar suara burung Blibis yang menurut Ligia, oleh warga setempat diberi nama "Sayok" dan "Komo".
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!