Ya, tanpa Giorgio Chiellini yang masih cedera membuat Allegri harus mengganti skema dari 3-5-2 jadi 4-4-2. Di atas kertas, kecepatan Patrice Evra di sisi kiri dan Stephan Lichtsteiner di kanan jelas sulit mengimbangi pergerakan Arjen Robben dan Douglas Costa.
Tapi, dengan amunisi seadanya, siasat kota kosong yang populer sejak era Tiga Kerajaan ini ternyata ampuh untuk meredam dominasi Guardiola. Sebab, kelemahan Evra dan Lichtsteiner membuat penggawa Muenchen bernafsu untuk lebih menyerang. Imbasnya, tuan rumah jadi lebih leluasa untuk untuk memberi terapi kejut.
Terbukti, statistik UEFA mencatat, penguasaan bola Muenchen mencapai 64 persen yang jauh mengungguli “Si Nyonya Besar” (36 persen). Hanya, hingga wasit Martin Atkinson meniup peluit panjang, nyatanya kedua tim sama-sama mencetak dua gol.
Ya, adagium lawas berkata, kosong adalah isi dan isi adalah kosong. Itu yang terjadi saat ini, ketika Allegri seperti melakukan PHP –pemberi harapan palsu- kepada Pep.***
* * *
Artikel sebelumnya:
* * *
- Artikel ini dimuat di Harian TopSkor edisi Senin (29/2)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H