s
"PUJIAN ga bikin gue kenyang Rul. Sebaliknya, kritik yang bikin gue bisa (sukses) begini." Demikian kalimat  yang dikatakan salah satu pengusaha muda tersukses di negeri ini beberapa waktu lalu. Tepatnya, ketika kami berbincang di sebuah kedai kopi di kawasan Segitiga Kuningan, Jakarta Selatan, yang tak jauh dari gedung miliknya.
Ya, beliau masih muda. Baru empat dekade lebih sedikit. Namun, dikenal sebagai pengusaha yang sukses di berbagai sektor hingga masuk dalam Top 100 terkaya di Tanah Air oleh majalah franchise ekonomi berpengaruh. Bahkan, jika dimasukkan dengan keluarganya yang memiliki usaha dari ujung Sumatera hingga Sulawesi, mereka masuk dalam Top 40.
Oke, artikel ini bukan tentang dirinya meski masih sedikit berkaitan. Tapi, sebagai analogi, bahwa kritik sangat diperlukan dalam elemen kehidupan. Masalah yang bersangkutan menerima atau tidak, tentu itu urusan lain.
* Â Â Â Â * Â Â Â Â *
SORE itu, Selasa (15/12) saya menghadiri acara Malam Penganugerahan Anugerah Jurnalistik Aqua (AJA V) kelima di Thamrin Nine Ballroom, UOB Plaza, Jakarta Pusat. Kedatangan saya sebagai undangan blogger yang 25 April lalu kebetulan pernah mengunjungi pabrik Aqua di Ciherang, Bogor, Jawa Barat. Sayangnya, acara belum dimulai, saya sudah disambut kekecewaan.
Pertama, lokasinya yang bertempat di gedung mewah sungguh tak bersahabat bagi pengendara sepeda motor. Lantaran, saya dan beberapa undangan (blogger dan media) harus menitipkan motor di luar area! Yaitu, parkir liar yang membuat kami ketar-ketir karena keamanan sepeda motor tidak terjamin. Beda lagi dengan yang bawa mobil karena disediakan spot luas di dalam areal parkir yang masih satu gedung.
Tentu, kami menyayangkan, pihak penyelenggara mengadakan acara sebagus ini tanpa mempertimbangkan undangan. Sebab, tidak semua tamu yang hadir memiliki mobil. Bahkan, sekelas COO Kompasiana, Pepih Nugraha saja "menumpang" taksi.
Selanjutnya, acara molor hingga nyaris 1,5 jam! Jika event ini diselenggarakan pihak atau perusahaan lokal, mungkin kami dapat memakluminya. Namun, ini Aqua yang merupakan merek generik untuk air mineral dan dimiliki Danone, perusahaan dengan skala internasional. Informasi yang saya terima melalui email, berlangsung pukul 18.00 hingga 21.00 WIB.
Hanya, saya tiba lebih awal seusai pulang kerja demi menghindari macet di Jalan Sudirman sekitar pukul 17.30 WIB harus kecele. Lantaran acara baru dimulai sekitar pukul 19.20 WIB. Saat itu, saya dan beberapa rekan sempat bertanya kepada panitia di meja registrasi. Menurut mereka, di dalam (ruangan) masih dipakai untuk check sound dan persiapan.
Nah lho? Kenapa tidak dari siang? Ya, semoga untuk AJA VI 2016, Aqua dan pihak panitia memerhatikan dua kekecewaan kami. Termasuk, dalam pemilihan lokasi yang lebih bersahabat bagi pengendara sepeda motor.
* Â Â Â Â * Â Â Â Â *
Â
* Â Â Â Â * Â Â Â Â *
PIMPINAN Aqua Grup, Parmaningsih Hadinegoro memberi sambutan sekaligus mengucapkan terima kasih kepada tamu undangan. Khususnya, pemenang dalam acara Malam Penganugerahan Anugerah Jurnalistik Aqua (AJA) V.
"Tema untuk tahun ini, 'Kelestarian Air dan Lingkungan sebagai Tanggung Jawab Bersama', diharapkan membuat banyak pihak untuk tergerak dalam pelestarian air dan lingkungan di Indonesia," Presiden Direktur PT. Aqua Golden Missisipi ini mengungkapkan.
* Â Â Â Â * Â Â Â Â *
"Kami sebagai juri sangat senang karena minat masyarakat untuk berpartisipasi pada AJA V begitu antusias," tutur Yadi, 40 tahun. "Apalagi, saat ini media massa dan sosial memiliki peran penting dalam pelestarian air serta lingkungan. Untuk itu, sepantasnya jika ada penghargaan yang mengapresiasi mereka. Semoga apa yang dilakukan selama ini mampu memberi inspirasi pada masyarakat luas."
* Â Â Â Â * Â Â Â Â *
Kategori Karya Foto Umum (Media Sosial)
Juara 1: Wisnu Yudowibowo
Juara 2: Dede Sudiana
Juara 3: Komarudin
Kategori Karya Tulis Umum (Media Sosial)
Juara 1: Bayu M. Wicaksono
Juara 2: Evrina Budiastuti
Juara 3: Wandari Auliya Izzati
Kategori Karya radio:
Juara 1: RRI Pro 1
Juara 2: RRI Pro 3
Juara 3: Suara Surabaya
Kategori Karya Televisi:
Juara 1: DAAI TV
Juara 2: Metro TV
Juara 3: Trans 7
Kategori Foto Jurnalis:
Juara 1: Antara Foto
Juara 2: Merdeka (dot) com
Juara 3: Tempo
Kategori Karya Tulis Jurnalis:
Juara 1: Pos Kupang
Juara 2: Kompas
Juara 3: Suara Merdeka
* Â Â Â Â * Â Â Â Â *
"Awalnya ga nyangka bisa menang. Alhamdullilah, semoga apa yang saya tulis bisa bermanfaat bagi pembaca," kata Evrina yang didampingi suaminya. "Artikel ini mengajak kita secara bersama melestarikan sumber daya air (SDA) dan lingkungan. Karena, memang menjaga kelestarian air dan lingkungan bukan merupakan tanggung jawab perorangan, kelompok, atau suatu lembaga saja. Tapi juga merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilakukan secara berkelanjutan dan terintegrasi dari hulu hingga hilir."
* Â Â Â Â * Â Â Â Â *
Â
* Â Â Â Â * Â Â Â Â *
Republika dipilih karena karena karyanya yang menggugah publik saat menampilkan halaman depan yang seolah tertutup asap hingga tidak terbaca dengan jelas pada edisi Kamis, 8 Oktober 2015. Secara tidak langsung, mereka mengingatkan kepada pemerintah agar segera turun tangan. Sebab, apa yang dilakukan Republika memang mendapat dukungan dari masyarakat luas. Terutama di media sosial.
Sementara, National Geographic mendapat penghargaan pada edisi November yang terbit tanpa foto sama sekali pada cover-nya. Alias hanya kuning polos dengan teks: "Maaf. Tak ada gambar indah untuk perubahan iklim: Mampukah kita bertahan?" Bagi saya, ini menarik mengingat National Geographic dikenal sebagai majalah yang identik dengan keindahan foto pada halaman depan.
"Kami sangat terkesan dengan apa yang dilakukan kedua media itu yang mengkomunikasikan betapa besarnya dampak lingkungan kepada masyarakat lewat cara sederhana. Namun, justru efektif, sekaligus kreatif, dan inspiratif. pesan yang disampaikan itu sepenuhnya sejalan dengan tema AJA V yang ingin mengajak semua lapisan masyarakat untuk melestarikan lingkungan," kata Parmaningsih, semringah saat memberi penghargaan.
* Â Â Â Â * Â Â Â Â *
Artikel tentang Aqua sebelumnya:
- Aqua Tak Hanya Sekadar Memproduksi Air Mineral
Â
Artikel tentang Lingkungan sebelumnya
- Tenggelamnya Tiang Gawang Kami
- Sosok Pemungut Sampah yang Terlupakan
- Pelabuhan Sunda Kelapa: Banyak Sampah dan Airnya Tercemar Limbah
- Perlunya Peraturan Tegas Pemerintah dalam Menangani Banjir
- "Jakarta Banget": Mengupas Sisi Lain Kehidupan JakartaÂ
- Pengalaman Ekstrem di Pedalaman Sumatera
- Ketika Sepak Bola Tinggal Kenangan
- Serunya Menanam Pohon di Hutan Kota
- Nangkring Bareng Newmont: Menepis Stigma Negatif Pertambangan
- Menyaksikan Keindahan Pelabuhan Sunda Kelapa yang Termahsyur
- Waspadai Pohon Tumbang Mengancam Kendaraan Kita
Â
Artikel tentang Esai Foto sebelumnya
- Membongkar "Rahasia" Bea Cukai
-Â Headlines Kompasiana: Realita Kehidupan
-Â Ketika Iron Man Buka Topeng Aslinya
-Â Terobosan Kompas.com dengan Foto Virtual ala Tokoh Idola
-Â Penampilan Tokoh Kartun dan Video Game
Â
* Â Â Â Â Â * Â Â Â Â *
- Jakarta, 17 Desember 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H