Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sisi Lain Atlet Binaraga, Berprestasi tapi Seperti Tak Dianggap

5 Desember 2015   05:18 Diperbarui: 5 Desember 2015   07:06 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanya, kebahagiaan kami bisa bertemu atlet berprestasi seperti mereka jadi sedih. Itu setelah mendengar penuturan ketiga binaraga tersebut tentang perjalanan jadi atlet. Lantaran, mereka seperti di anaktirikan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PABBSI.

*        *        *

"Bagi saya, usia bukan halangan. Apalagi, jangankan usia, segalanya bakal saya lakukan demi mengharumkan negeri ini," kata Syafrizaldi kepada saya dengan pandangan jauh ke depan. "Sayangnya, dukungan pemerintah kepada kami sangat minim. Biasanya, kami setiap mengikuti kejuaraan (dunia) memakai dana sendiri. Seperti ini ke Thailand, harus cari dana belasan juta rupiah untuk persiapan. Saya berharap, Menpora, PABBSI, dan pemerintah lebih memerhatikan cabang olahraga yang kami geluti."

Mendengar penuturan dari pria asal Medan, Sumatera Utara ini jelas membuat saya miris. Kok bisa ya? Demikian dalam hati saya bertanya. Mereka sudah berkorban segalanya, namun seperti tidak dihargai. Itu jadi ironis ketika mengetahui, pemerintah jor-joran mengeluarkan dana untuk olahraga populer seperti sepak bola yang sayangnya minim prestasi di dunia.

Tentu, sebagai penggemar olahraga, khususnya sepak bola sejak 1994, saya paham dengan keadaan ini. Bahkan, untuk turnamen lokal saja seperti bulan lalu, pemerintah begitu memusatkan perhatian. Termasuk dengan kehadiran kepala negara di GBK untuk memberi pengalungan medali.

Tapi, kejuaraan binaraga di Thailand yang levelnya internasional dan masuk dalam kalender resmi World Bodybuilding and Physique Sports Federation (WBPF) malah adem ayem. Dan, ini juara lho. Level internasional kelasnya. Bukan "lokalan" lagi! Hanya, jangankan sambutan dari masyarakat, beritanya di media pun sangat minim. Bisa dihitung dengan jari.

"Yah, mas. Jangankan sambutan, buat berangkat saja kami pakai biaya sendiri. Untuk ngurus (surat) saja susah. Kita berprestasi sama sekali tidak dianggap. Jadi, kalau kami habis menang, ya sudah begitu saja," Dody, dengan tertawa getir. "Di bandara sepi? Bukan sepi lagi. Kita-kita saja yang bikin ramai. Paling yang menyambut porter.yang bawa barang dan juga keluarga."

Kecuali hati saya terbuat dari batu, tentu mendengar penuturan tersebut biasa saja. Sayangnya, hati saya terdiri dari gumpalan daging. Alhasil, saya yang membayangkan saja sudah gimana gitu. Apalagi, mereka sendiri sebagai atlet yang sudah seharusnya diperhatikan karena membawa nama baik negara di mata dunia.

Sudah cukup? Belum. Dalam kesempatan itu, Hendra turut menambahkan, "Selama ini, saya pergi pakai uang pribadi, tabungan. Tapi, bagi saya, kebanggaan jadi atlet tidak bisa dinilai dari uang yang sudah saya keluarkan. Sebab, inilah kesempatan bagi saya untuk membela negara di bidang olahraga. Sempat berpikir saat kami juara di turnamen internasional mendapat sambutan meriah dari masyarakat. Tapi ya sudahlah. Bagaimanapun, saya bersyukur bisa mengharumkan negara meski pemerintah belum mendukung kami sepenuhnya."

*        *        *

LANGIT di kawasan Senayan tampak cerah. Lalu lalang kendaraan bermerek melewati saya yang melangkah menuju kantor. Saya melihat deretan gedung pusat perbelanjaan, hotel, dan kementerian yang sangat mewah. Saya ingat, tempat yang sedang saya pijak itu awalnya dibangun sebagai pusat olahraga. Namun, entah kenapa beralih fungsi jadi gedung komersial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun